Nestapa Orang Indo Sejarah Kelam yang Memaksa Mereka Hengkang dari Nusantara

Nestapa Orang Indo Sejarah Kelam yang Memaksa Mereka Hengkang dari Nusantara

Tokoh HAM Orang Indo, Van der Steur dengan kawan-kawannya di Magelang-TROPEN MUSEUM-KOTA TOEA MAGELANG

Tidak itu saja, Jepang juga menghanguskan arsip sejarah milik Pemerintah Hindia-Belanda. Hal ini yang diduga kuat menjadikan arsip-arsip Orang Indo sangat langka di masa sekarang.

BACA JUGA:Cuma Digaji 60 Sen Sehari, Ini Alasan Pekerja Imigran Jawa di Suriname Tak Mau Pulang Kampung

Jepang menghancurkan arsip-arsip tersebut bukan tanpa alasan. Sebagai penjajah yang mengaku saudara tua orang-orang Indonesia, Jepang berupaya keras menyingkirkan pengaruh-pengaruh dari Barat.

Propaganda Jepang ini membuat agresifitas warga pribumi, dengan menyerang serdadu-serdadu Belanda, tak terkecuali warga sipil Belanda.

Satu-satunya cara menyelamatkan diri, yang dilakukan orang Eropa adalah menjadi tawanan pihak Jepang.

Tak ayal hal ini membuat kamp-kamp penjara penuh. Berdasarkan catatan sejarah, diperkiraan tawanan Jepang sekitar 170.000 orang. Sedangkan 65.000 orang diantaranya adalah tentara Belanda.

Kemudian 25.000 orang adalah serdadu-serdadu sekutu lainnya dan 80.000 adalah warga sipil (wanita dan anak-anak).

Kondisi kamp-kamp tawanan sangatlah buruk. Kurang lebih 20 persen tawanan militer Belanda, 13 persen warga sipil wanita, dan 10 persen anak-anak meninggal dunia.

Hal ini menandakan bahwa Jepang benar-benar tak pandang bulu soal penyingkiran dan menghapus pengaruh Barat.

Dalam buku tersebut juga dikisahkan hampir semua tahanan penuh, gadis-gadis Belanda, termasuk orang Indo dijadikan pelacur, bekerja di restoran-restoran, untuk melayani para militer Jepang.

Laki-laki dikerja paksa dan jika ketahuan tidak patuh atau salah, maka akan menerima siksaan.

Maka ada kemungkinan, kekejaman Jepang ini turut menyebabkan menurunnya orang-orang Belanda yang bertahan di Indonesia.

Namun setelah Belanda yang memboncengi Sekutu kembali masuk ke Indonesia dan membebaskan tahanan, mereka sempat menegakkan kembali kolonialisme-imperalisme di Indonesia.

Ketika propaganda pendudukan kembali bumi Indonesia oleh Belanda pada masa agresi Belanda, muncul sebuah pekikan "Masa Bersiap" yang dilontarkan rakyat Indonesia.

Pekikan itu menyulut kekacauan di mana-mana. Termasuk revolusi di Jawa yang terjadi pada tahun 1945–1947.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: