Purworejo Dorong Pedagang Pasar Gunakan QRIS untuk Pembayaran Retribusi Pasar yang Lebih Transparan
SIMULASI QRIS. Wakil Bupati Purworejo menyaksikan simulasi pembayaran retribusi pasar secara non-tunai menggunakan QRIS yang dilakukan para pedagang pasar tradisional, di halaman Pasar Purworejo, Senin (23/6).-EKO SUTOPO-PURWOREJO EKSPRES
PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.ID – Pemerintah Kabupaten Purworejo mendorong digitalisasi pembayaran retribusi pasar melalui sistem nontunai berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
Upaya ini diwujudkan lewat sosialisasi yang melibatkan Bank Jateng Cabang Purworejo, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, serta berbagai pihak terkait, Senin (23/6), di halaman Pasar Purworejo.
Sosialisasi ini diikuti oleh puluhan pedagang pasar tradisional yang menjadi bagian dari pasar tipe A tersebut.
BACA JUGA:E-Retribusi Pasar Dinilai Gagal, Pedagang Minta Sistem Manual
Tujuannya adalah memperkenalkan dan mempermudah transisi penggunaan QRIS dalam aktivitas pembayaran retribusi dan transaksi jual beli.
Bank Jateng Cabang Purworejo mengambil peran strategis sebagai penyedia infrastruktur sistem pembayaran.
Salah satu inovasinya adalah aplikasi Smart Billing, yang sudah bisa diunduh di Playstore.
BACA JUGA:Waspadai Kebocoran Retribusi Pasar, Masih Banyak Ditemukan Adanya Pembayaran Manual
Aplikasi ini dirancang untuk memudahkan para pedagang dalam melakukan pembayaran retribusi secara digital, tanpa harus menggunakan uang tunai.
“Dengan QRIS, pedagang tak perlu lagi repot membawa uang tunai. Pembayaran jadi lebih praktis, tertib, dan mudah dipantau. Kami siap mendukung penuh transisi ini,” ungkap Henry Marodjahan Sitorus, Wakil Pemimpin PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang Purworejo.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (KUKMP) Purworejo, Ir Hadi Pranoto, menegaskan bahwa penerapan sistem QRIS ini merupakan implementasi dari kebijakan pemerintah pusat dalam mendorong digitalisasi di daerah, terutama di sektor pelayanan publik.
BACA JUGA:Warga Pituruh Tolak Demo Anarkis, Pasang Spanduk di Pasar Tradisional
“Pasar tradisional adalah penyumbang signifikan pendapatan asli daerah (PAD) melalui retribusi. Namun, sistem pembayaran manual rawan kebocoran. Dengan QRIS, pembayaran tercatat otomatis, lebih aman, dan mendorong pedagang untuk inklusif dalam sistem digital,” ujarnya.
Dalam tahap awal ini, sebanyak 70 pedagang mengikuti sosialisasi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: purworejo ekspres
