500 Mahasiswa Magelang Turun Aksi #GejayanMemanggil

500 Mahasiswa Magelang Turun Aksi #GejayanMemanggil

MAGELANG - Sekitar 500 mahasiswa gabungan asal Kota Magelang, yaitu UM Magelang, Untidar, STMIK Bina Patria dan lainnya memulai pergerakan ke Jogjakarta, Senin (23/9) pagi. Mereka berkumpul di Kampus 2 UM Magelang, Mertoyudan, sebelum berangkat bersama untuk melakukan agenda pergerakan mahasiswa dan rakyat yang sempat tranding di Twitter dengan hastag #GejayanMemanggil. "Aliansi Mahasiswa Magelang sudah bergabung dengan massa," cuit akun @fashakira97 pada pukul 13.00 WIB. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UM Magelang juga sudah mengonfirmasi perihal kedatangan mereka. Mahasiswa bahkan membuat status khusus meminta izin kepada rektor dan dosen, karena hari ini akan bergabung dengan mahasiswa lain di Jogja untuk berunjuk rasa. "Kita beri imbauan kepada mahasiswa yang berangkat ke Gejayan Jogjakarta, supaya berhati-hati jangan terprovokasi, jangan memicu atau terpicu," kata Wakil Rektor III UM Magelang, Drs Mujahidun MPd, di hadapan ratusan mahasiswa pagi tadi. Mahasiswa dari UM Magelang ini akhirnya berkumpul dan bergabung dengan mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) dan STMIK Bina Patria. "Saya lihat tadi sekitar 500orang memakai atribut almamater dan sepeda motor menuju Jogjakarta," kata Rahma, warga Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Pantauan magelangekspres.com, sejumlah poster mulai menyebar dengan hastag #GejayanMemanggil. Seruan aksi damai ini mengundang seluruh mahasiswa dan elemen masyarakat Jogjakarta dan sekitarnya di Jalan Gejayan, Jogjakarta. Jalan Gejayan kini disebut juga Jalan Affandi. Nama Gejayan populer setelah terjadi bentrokan di sana yang kini dikenal dengan Tragedi Jogjakarta atau Peristiwa Gejayan. Peristiwa bentrokan berdarah pada Jumat 8 Mei 1998 di daerah Gejayan. Dalam demonstrasi menuntut reformasi dan turunnya Presiden Soeharto. Bentrokan ini berlangsung hingga malam hari. “Gejayan di tahun 1988 menjadi saksi perlawanan mahasiswa dan masyarakat Jogja terhadap rezim yang represif. Di tahun 2019, Gejayan kembali memanggil jiwa-jiwa yag resah karena kebebasan mulai terancam oleh pemerintah,” demikian bunyi poster yang beredar di media sosial Twitter. Dikutip dari sejumlah sumber, Mahasiswa dan Aliansi Rakyat Bergerak, menuntut tujuh tuntutan dengan tema besar Mosi Tidak Percaya pada DPR dan Elit Politik. Berikut tujuh tuntutan yang disuarakan dalam #GejayanMemanggil: 1. Mendesak adanya penundaan untuk melakukan pembahasan ulang terhadap pasal-pasal yang bermasalah dalam RKUHP 2. Mendesak Pemerintah dan DPR untuk merevisi UU KPK yang baru saja disahkan dan menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia 3. Menuntut Negara untuk mengusut dan mengadili elit-elit yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di beberapa wilayah di Indonesia 4. Menolak pasal-pasal bermasalah dalam RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak pada pekerja 5. Menolak pasal-pasal problematis dalam RUU Pertanahan yang merupakan bentuk penghianatan terhadap semangat reforma agraria 6. Mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual 7. Mendorong proses demokratisasi di Indonesia dan menghentikan penangkapan aktivis di berbagai sektor. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: