Bupati Temanggung Minta Pabrikan Terus Serap Tembakau Milik Petani dengan Harga Wajar
TEMANGGUNG – Bupati Temanggung Al Khadziq meminta perwakilan pabrikan rokok kretek di Temanggung untuk terus melakukan penyerapan tembakau milik petani menjelang akhir panen raya tembakau 2019. Sebab tembakau tahun ini kualitasnya sangat bagus. “Pabrikan akan rugi sendiri jika tidak melakukan penyerapan hingga akhir panen raya, kualitas tembakau tahun ini sangat bagus,” terang Bupati, Selasa (15/10). Bupati juga meminta, meskipun di akhir panen raya, tembakau dari petani jangan dibeli dengan harga yang murah, melainkan harus dengan harga yang wajar. “Pembelian harus dengan harga yang wajar, sesuai dengan kualitas dari tembakau itu sendiri,” pintanya. Baca Juga BPBD Magelang Bagikan Masker pada Warga Lereng Merapi, yang Terkena Dampak Abu Vulkanik Memang diakuinya, rencana pemerintah menaikkan cukai rokok hingga 23 persen itu sangat berimbas pada penyerapan tembakau dari petani. Namun demikian saat ini masih banyak tembakau milik petani yang belum dibeli. Bahkan katanya, masih ada daun tembakau yang belum dipetik dari lahan, terutama tembakau milik petani yang berada di wilayah selatan Temanggung atau daerah lereng Gunung Sumbing. Selain itu juga tembakau yang ditanam di lahan persawahan. “Petani di lereng Gunung Sumbing yang berada di wilayah selatan ini kan tanamnya terakhir, jadi sampai saat ini masih ada yang belum selesai dipanen,” katanya. Dalam waktu dua hari terkhir ini pihaknya sudah mengunjungi dua perwakilan pabrik rokok kretek yang melakukan pembelian tembakau Temanggung. Dalam kunjungan tersebut Bupati meminta agar semua perwakilan pabrikan melakukan penyerapan hingga akhir panen raya. “Kemarin ke perwakilan gudang garam di Bulu dan hari ini (Selasa_red) berkunjung ke mess Djarum,” terangnya. Sampai saat ini kedua perwakilan pabrik rokok kretek tersebut masih melakukan penyerapan tembakau, hanya saja untuk harga memang sudah tidak seperti di awal hingga puncak panen raya kemarin. Oleh karena itu pihaknya meminta agar pabrikan tetap membeli tembakau dengan harga yang sangat wajar. “Kedua pabrikan itu sudah menyanggupi akan membeli hingga akhir panen raya, saya minta harganya yang wajar, biar semuanya untung,” tutupnya. Sementara itu Hugiyono perwakilan dari salah satu pabrikan menuturkan, sejak awal panen raya hingga saat ini, pihaknya masih membeli tembakau dari petani. Penyerapan tidak hanya dari petani yang bermitra dengan Djarum saja, melainkan dari semua petani tembakau. “Tidak hanya dari petani mitra saja, tembakau yang mempunyai kualitas bagus tetap kami beli,” terangnya. Baca Juga Tersangkut Jaring Nelayan, Dua Ikan Raksasa Terdampar di Pesisir Selatan Purworejo Soal harga lanjutnya, hingga saat ini harga tembakau termahal yang dibeli dari petani yakni Rp250 ribu per kilogram, harga ini untuk tembakau dengan grade G. Tembakau dengan grade ini sudah termasuk tembakau terbaik. “Harga itu untuk tembaku dengan kualitas yang bagus,” terangnya. Ia menambahkan, secara keseluruhan dari awal panen raya harga tembakau terus mengalami kenaikan, di awal panen raya tembakau dengan grade C dibeli dengan harga antara Rp65 ribu hingga Rp70 ribu per kilogram. Kemudian untuk grade D antara Rp80 ribu hingga Rp97 ribu per kilogram, dan grade E di atas Rp100 ribu per kilogram. “Secara kualitas dan harga tahun ini dengan tahun kemarin tidak ada perbedaan, kalaupun ada itu hanya sedikit saja,” katanya.(set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: