Cegah Kenaikan Cukai, Petani Tembakau di Temanggung Gelar Ritual Tolak Balak

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM - Keresahan petani tembakau di Lereng Gunung Sumbing Kabupaten Temanggung semakin memuncak, ketika pemerintah kembali menghembuskan rencana kenaikan cukai hasil tembakau atau cukai rokok. Terlebih lagi, rencana menaikkan cukai hasil tembakau ini selalu dihembuskan saat petani tembakau sedang panen raya. Kondisi ini sangat berdampak buruk pada perdagangan tembakau. Untuk membuka mata pemerintah dan mengurungkan niat menaikkan cukai hasil tembakau, petani tembakau di lereng Gunung Sumbing, tepatnya di Kecamatan Tlogomulyo menggelar ritual tolak balak. Ritual ini diharapkan agar rencana pemerintah yang dinilai selalu menyengsarakan petani tembakau ini dibatalkan. Ritual sendiri digelar di salah satu tempat keramat yakni di Tuk Budoyo di Desa Losari Kecamatan Tlogomulyo. Dengan dilengkapi tumpeng dan ingkung ayam jantan serta sesaji-sesaji, ritual ini berlangsung khidmat dan penuh harapan. \"Tidak hanya dari kecamatan Tlogomulyo saja, petani yang mengikuti ritual ini adalah perwakilan petani tembakau dari seluruh kecamatan yang ada di Temanggung,\" ungkap Nur Akhsan Koordinator Ritual Tolak Balak ini. Ia mengatakan, tembakau menjadi penghasilan utama bagi petani di lereng Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau. Hasil dari tembakau sangat diharapkan oleh petani di setiap tahunnya. Namun katanya, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, panen raya tembakau selalu diusik dengan rencana pemerintah yang ingin menaikkan cukai tembakau. \"Kurang lebih sudah tiga kali panen raya ini, pemerintah selalu menyampaikan rencananya untuk menaikkan cukai hasil tembakau,\" ungkapnya kesal. Menurutnya, rencana pemerintah ini sangat berdampak pada panen raya tembakau, pabrikan rokok yang biasanya membeli tembakau dengan kapasitas cukup banyak, akan mengurangi pembeliannya lantaran dengan adanya rencana kenaikan cukai hasil tembakau ini. Dengan demikian, maka akan berdampak pada perdagangan tembakau, di mana harganya menjadi tidak beranjak bagus, bahkan bisa terjadi penurunan. \"Ritual tolak balak ini sebagai wujud kekecewaan petani tembakau akan rencana kenaikan cukai tembakau yang diwacanakan,\" katanya. Dengan wacana tersebut jelas perusahaan akan mengurangi biaya produksi salah satunya adalah pembelian tembakau. Imbasnya tembakau di petani tidak terserap, jika terbeli pun harga akan sangat rendah. Dengan doa bersama tolak balak ini petani meminta kepada sang pencipta agar membuka mata pemerintah mengurungkan niat kenaikan cukai. Selain kenaikan cukai, petani juga berharap agar pemerintah juga membatasi kran impor tembakau dan simplifikasi cukai. \"Kenaikan dan simplikasi cukai serta impor tembakau merupakan malapetaka buat petani tembakau, semoga dengan doa bersama ini hal hal tersebut tidak terjadi,\" harapnya. Yudha Sudarmaji petani lainnya menambahkan, petani tembakau selalu menjadi korban kebijakan pemerintah, padahal selama ini sumbangsih petani tembakau kepada negeri ini tidaklah sedikit. \"Setiap panen raya, petani selalu taat bayar pajak. Tapi kenapa petani tembakau seakan selalu dikucilkan,\" katanya. Ia berharap, pemerintah bisa mengkaji ulang rencana menaikkan cukai hasil tembakau, bahkan mengurungkan niatnya itu. \"Tolak balak dan doa bersama ini menjadi salah satu upaya. Harapan kami pemerintah bisa lebih bijak mengambil keputusan. Petani tembakau juga bagian dari masyarakat yang butuh perlindungan dan dukungan,\" katanya. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: