Desa Banyuadem Tingkatkan Ketahanan Pangan, Hasilnya Fantastis

Desa Banyuadem Tingkatkan Ketahanan Pangan, Hasilnya Fantastis

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Desa Banyuadem yang berlokasi di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang patut diapresiasi terkait upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakatnya. Berbagai upaya inovasi di bidang pertanian ditingkatkan oleh pemerintah desa. Hasilnya sangat fantastis. Kepala Desa Banyuadem, Supriyadi mengatakan, desa tersebut dihuni sekitar 700-an kepala keluarga. Sekitar 85 persen sebagai petani, sisanya sebagai pegawai dan lain-lain. Adapun tanah kas Desa Banyuadem sendiri mencapai ratusan hektar yang dipergunakan untuk lahan pertanian.  Letak desanya ada di Lereng Merapi. “Sekitar 240 hektar totalnya, 167 hektar sendiri untuk tanaman salak yang sisanya untuk pertanian tumpang sari seperti jagung, ketela, kelapa, pisang dan lainnya,” ucap Supriyadi. Potensi Desa Banyuadem sangat tinggi, kata dia, seperti jumlah pohon kelapa  di wilayahnya yang siap panen ada sekitar 1200 pohon. “Potensi pohon kelapa, setiap hari dideres atau diambil niranya oleh 167 penderes. Dan bisa diproduksi menjadi gula merah rata-rata 85-120 kg perharinya,” terang Supriyadi. Untuk tanaman pertanian lainnya memang bisa dibilang unggul. Hasil panennya dan ukuran hasil panennya bisa dibilang tidak seperti umumnya. Bisa dikatakan cukup super, tidak seperti umumnya padahal bibitnya sama. “Hasil panennya super semua, mulai jumlah dan ukuran. Contoh kelapa yang ukurannya cukup besar, dan hasil setiap pohonya antara 25-30 buah dalam satu janjang. Ada buah pisang juga yang ukurannya panennya mencapai 2,5 meter atau bisa laku Rp500-700 ribu saat musim laku. Ketela juga super, setiap panen satu pohon aja ukurannya cukup besar, bisa laku Rp 25 juta setiap 1 hektarnya,” papar Supriyadi. Adapun untuk tanaman Salak, menurut Supriyadi setiap sekali panen misal saat musimnya bisa mencapai 100 ton setiap harinya untuk jenis Salak Nglumut maupun Salak Madu. “Dan penjualnnya sudah cukup luas, ada yang ekspor luar negeri juga namun hanya beberapa persen dari total panen yang lolos seleksi karena memang ketat,” jelas Supriyadi. Baca juga Warga Gempar, Temukan Hiu Terdampar di Pantai Pesisir Purworejo Supriyadi, juga menyampaikan soal salak tidak hanya ada saat musim panen saja. Ia bersama pemerintah desanya membuat program panen salak dikala tidak musim panen raya. “Kita ada program penanaman salak. Jadi saat nanti para petani wilayah lain sudah panen raya, kami beberapa juga ada. Namun saat tidak ada panen pasti kami tetap ada panenan salak. Itu salah satu startegi kami,” ungkap Supriyadi. Secara teknis, Supriyadi memaparkan, semua proses keberhasilan tersebut dimulai mulai proses persiapan bibit dan perawatannya. “Lalu cara tanam dan perawatan ada strategi sendiri yang banyak orang belum tahu. Kalau mau belajar siapapun bisa kesini, kita kasih contoh dan bukti di lapangan seperti apa hasilnya. Kita kasih tahu juga saat panen raya, bisa dihitung jumlahnya dan  ukuran hasil panen kami,” tegas Surpyadi Hanya saja, menurut Supriyadi, terdapat kendala para petani di Desa Banyuadem, kendati hasil pertaniannya melimpah. Selain utamanya soal pemasaran, ada juga terkait penyediaan pupuk subsidi yang susah didapat. Ada pupuk non subsidi harganya tiga kali lipat. “Tidak hanya itu, soal irigasi perairan kami juga terkendala karena pada mati alirannya. Hal ini karena memang saluran irigasi perlu dibangun sesegera mungkin untuk memaksimalkan hasil pertanian kita. Namun itu belum bisa terwujud karena saya Kepala Desa baru, dan hanya menjalankan program Kades sebelumnya,” jelas Supriyadi. Supriyadi juga berharap kepada pemerintah untuk membantu para petani disini untuk turun tangan melihat langsung hasil kami dan kendala kami. “Kita tunjukan usaha dan hasil kami, dan pemerintah mengsuportnya dengan kendala yang ada. InsyaAllah semua bisa maksimal dan bisa meningkatkan ketahanan pangan,” harapnya. Supriyadi ini tidak pelit ilmu, siapapun yang ingin belajar bisa datang menemuinya di Desa Banyuadem Kecamatan Srumbung Magelang. “Saya bangga bisa jadi contoh dan dicontoh hasil usaha petani kami. Dan itu tidak merugikan, justru menambah ketahan pangan di Kabupaten Magelang maupun Indonesia. Silahkan kami tunggu kita bisa diskusi dan belajar bersama,\" pungkas Supriyadi.(cha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: