Dukung Belajar Daring Siswa, Warga Karangkopek, Ngluwar Pasang Wifi
MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Dusun/Desa Karangkopek Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang layak diapresiasi. Warganya kompak mendukung proses belajar anak-anak mereka dengan sistem daring. Yakni, memasang jaringan wifi internet secara nirkabel paralel di setiap rumah. Kampung tersebut teridiri dari empat RT. Sebanyak 50 persen KK dari 100 Kepala Keluarga sudah terpasang akses wifi internet di rumahnya masing-masing. “Hal tersebut mengingat kebutuhan akan akses internet anak saat belajar cukup tinggi. Jika mengandalkan kuota handphone cukup memakan biaya tidak sedikit,” ungkap sang inisiator, Subiyanto, Kamis (30/7/2020). Subiyanto mengatakan, ide tersebut tercetus saat awal puasa kemarin. Melihat sekolah anak-anak diliburkan dan diwajibkan belajar daring, maka kebutuhan jaringan internet cukup tinggi. “Setelah ide itu muncul saya berkoordinasi dengan warga lain terkait pengadaan akses jaringan internet di kampung. Ini juga mengingat jaringan provider di smartphone di area kampung sangat susah,” ucap Subiyanto. Kemudian Subiyanto bersama timnya keliling kampung door to door ke rumah-rumah warga untuk menawari program pengadaan jaringan internet dengan berbasis wifi paralel. “Saat keliling sambutan warga sangat antusias. Dan dari 100 rumah penduduk, sebanyak 50 rumah atau kepala keluarga bersedia karena mayoritas memiliki anak yang masih sekolah dan butuh akses internet,” papar Subiyanto Baca juga Temukan Cacing Hati di Hewan Kurban, Disperpa Kota Magelang dan Mahasiswa Untidar Pantau Pemotongan Hewan Kurban Kemudian hal tersebut direspon warga bagus, maka tim tersebut langsung menghubungi pihak ketiga pengadaan jaringan internet dan instalasinya. “Kami dapat kerja sama dengan sebuah perusahaan dari Jogja untuk pengadaan semua itu. Dan jaringan internet kita bersumber dari Indihome Telkom, untuk paketnya kita tidak tahu karena sudah semua dari sana,” ungkap Subianto. Subianto menuturkan bahwa pemasaangan instalasi dikerjakan oleh mereka mulai dari titik awal ke 50 rumah sekitar satu minggu. “Kalau tempat server, microtik dan power ada di rumah saya. Kemudian ditarik menggunakan kabel lan ke rumah-rumah warga dan diberikan TP-Link sehingga di rumah tersebut sudah ada wifinya,” tuturnya. Terkait dengan biaya pembayaran, Subianto mengaku dalam proses pengadaan alat dan pemasangan instalansi tidak ada pembayaran. setiap rumah warga yang terpasang jaringan setiap bulannya dikenakan biaya Rp100.000. “Jadi ini juga mungkid sistem sewa alat dan perawatan instalansi. Sedangkan kecepatan internet di masing-masing rumah antara 65-72 Mbps. Untuk bandwith dibagi juga biar adil masing-masing rumah. Jadi setiap tanggal 1-5 awal bulan kita membayar ke pihak ketiga tersebut sebesar Rp 5 juta. Sudah termasuk akses jaringan internet dan perawatan alat,” tandas Subianto. Dirinya juga menceritakan selama berjalan hampir tiga bulan ini kendala yang dialami kadang koneksi sedikit lemot. Namun setelah dibenahi sebentar pulih kembali. Subianto berharap adanya akses ini bisa membantu anak-anak belajar daring atau bahkan warga yang bisnis secara online. “Secara tekni yang terparah saat power servernya kebakar karena mungkid tidak kuat. Jadi dari pihak ketiga atau perusahaan yang memasang itu langsung menggantinya. Ya setidaknya meningkatan perekonomian warga yang jualan online dan bisa menambah wawasan warga. Terpenting untuk belajar anak-anak dahulu, jika saat jam belajar pagi warga lain yang mungkin sedang menggunakan bandwith besar bisa berhenti dahulu agar tidak lemot,” harapnya. Ia juga berharap Pemerimtah Desa memperhatikan program ini yang sudah berjalan di Dusunnya. “Ya kemarin sudah ada obrolan terkait program-program pembengan seperti pelatihan digital dengan memaksimalkan penggunaan intertet agar bermanfaat lebih. Tetapi ya sapa tahu pihak Desa bisa memberikan subsidi pembayaran bandwith kepada warga sehingga bisa lebih ringan lagi,” tandasnya. Sementara salah satu ibu rumah tangga setempat, Mega Kumala Sari menuturukan sangat terbantu dengan adanya akses jaringan internet tersebut. Pasalnya anaknya yang masih belajar bisa sangat terbantu. “Sangat membantu sekali, anak saya setiap pagi belajar daring dimana dari pihak Sekolahnya memberikan link video untuk panduan belaran Luar Jaringan (Luring) dan Dalam Jaringan (Daring) di rumahnya. Biasanya beberapa anak berkumpul untuk beljar dan nonton videonya bersama. Terpenting ini bisa lebih menghemat pengeluaran kami untuk beli kuota. Bisanya setiap bulan selama proses belajar daring ini untuk beli Quota mencapai Rp 200-300 ribu. Dan sekarang cukup Rp 100 ribu,” ungkapnya. Sedangkan salah satu pelajar setempat, Tika Ayu Wandira, (12) mengatakan senang sekali prose belajar daring mereka jadi lebih lancar. “Iya nonton video pelajaran yang diberikan ibu Guru lancar tidak tersendat-sendat kayak dulu,” pungkasnya.(cha).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: