Gelar Seminar Nasional dan Pelatihan, PGRI Purworejo Dorong Guru Aktif Menulis

Gelar Seminar Nasional dan Pelatihan, PGRI Purworejo Dorong Guru Aktif Menulis

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Khusus Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Purworejo mendorong para guru untuk meningkatkan keterampilan dan keaktifan menulisnya guna meningkatkan profesionalisme kinerja. Dorongan itu diwujudkan melalui kegiatan Seminar Nasional Pendidikan serta Pelatihan Penulisan Best Practice dan PTK Jadi Buku. Rangkaian kegiatan dipusatkan di Gedung PGRI Purworejo dibuka Ketua PGRI Kabupaten Purworejo Drs Urip Raharjo MPd. Seminar Nasional bertajuk “Gerakan Literasi Arah Baru Profesionalisme Guru Era Industri 4.0” berlangsung pada Sabtu (2/11).  Selanjutnya kegiatan pelatihan digelar pada hari Minggu (3/11) diikuti sekitar 159 orang guru dari berbagai sekolah, mulai jenjang RA/TK hingga SMA sederajat, di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Para peserta mendapat materi teori dan praktik dari 3 narasumber, yakni Prof Dr Subiyantoro MHum (Guru Besar Linguistik dan Rektor Universitas Ngudi Waluyo Ungaran Semarang), Cucu Suryanto SE (Penulis Buku dan manager Penerbit Farishma Indonesia), serta Drs Ayub Heri Santoso MPd (Ketua PGRI Cabang Khusus Kemenag Kabupaten Purworejo yang juga penulis PTK). Baca Juga Naik Signifikan, Omzet Romansa Purworejo Expo Capai Rp5 Miliar “Kegiatan ini untuk mewadahi guru, kepala sekolah, dan pengawas dalam menulis publikasi ilmiah berupa tinjauan ilmiah gagasan/pengalaman terbaik (best practice), PTK menjadi Buku Ilmiah Populer (BIP) dengan langkah praktis,” kata Ayub Heri Santoso. Menurutnya, seminar dan pelatihan merupakan agenda rutin tahunan PGRI Cabang Khusus Kemenag Purworejo untuk meningkatkan profesionalisme guru sekaligus mengisi peringatan Hari Guru dan HUT PGRI Tahun 2019. Dalam penyelenggaraan tahun ini , PGRI menggandeng kerja sama dengan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran. “Kegiatan pelatihan masih akan berlanjut pada tanggal 9 dan 10 November 2019 dengan materi praktik mandiri. Bimbingan atau konsultasi dengan pemateri dapat dilakukan peserta secara onlie,” sebutnya. Selaku pemateri, Ayub menilai bahwa saat ini kesadaran guru untuk menulis masih cukup rendah. Di era digital ini, guru perlu memaksimalkan keterampilan menulis dan melengkapinya dengan kemampuan pengoperasian teknologi informasi dalam pembelajaran. “Ini jadi kunci keberhasilan penikatan SDM. Kenyataan di lapangan memang guru-guru  yang sudah sepuh atau menjelang pensiun itu bisa dikatan sudah tidak mau belajar IT lagi, tapiu kalau yang muda IT-nya bagus,” ungkapnya. Selain melalui kegiatan kali ini, PGRI juga memberingan dorongan kepada para guru melalui beberapa terobosan. Salah satunya yakni  dengan mengadakan lomba guru berprestasi yang di dalamnya mewajibkan guru menyusun best practice dan portofolio. “Rencana bulan Desember. Ini terobosan baru,” tandasnya. Sementara itu, Prof Dr Subiyantoro saat ditemui di sela-sela kegiatan mengungkapkan pentingnya guru menulis Best Practice. Bahkan, pihaknya meyakini bahwa jika semua guru atau warga sekolah beracuan pada practice tersebut, maka  akan menjadikan kebaikan dan kemajuan pendidikan. “Sesungguhnya kalau secara lisan guru mampu menceritakan dengan baik, tapi kalau menulis memang sering kesulitan. Ini hanya masalah pembiasaan karena menulis best practice ini mudah, yakni dengan teknik menulis dasar, deskripsi. Jadi yang perlu dipacu ya kebiasaan untuk menulis,” ungkapnya. (top)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: