Guru SMAN 1 Bandongan Magelang Perdalam Kurikulum Paradigma Baru

Guru SMAN 1 Bandongan Magelang Perdalam Kurikulum Paradigma Baru

KABUPATEN MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - Kurikulum Paradigma Baru menjadi salah satu materi yang disampaikan kepada guru dan karyawan SMAN 1 Bandongan dalam In House Training (IHT) di Balai Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik, Rabu (22/12/2021). Kurikulum penyempurnaan dari KTSP 2013 tersebut diberikan agar mereka menjadi lebih paham, baik secara teori maupun gambaran praktiknya. Kurikulum tersebut pada tahun pelajaran 2021/2022 diberlakukan secara terbatas dan bertahap melalui program sekolah penggerak. Dan, pada akhirnya akan diterapkan di setiap satuan pendidikan di Indonesia. “Karena kedepan, walau kita bukan sekolah pengerak, kita sudah menyiapkan. IHT digelar untuk meningkatkan kompetensi guru dan karyawan,” kata Kepala SMAN 1 Bandongan, Drs Rohmat Chozin M.Ag. Materi tersebut disampaikan Pengawas Pendidikan Wilayah VIII Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Drs Suryanto M.Pd. Dijelaskan ada tujuh hal baru yang ada dalam Kurikulum Paradigma Baru. Pertama, struktur kurikulum, Profil Pelajar Pancasila (PPP) menjadi acuan dalam pengembangan standar isi, standar proses, dan standar penilaian, atau struktur kurikulum, Capaian Pembelajaran (CP). Prinsip pembelajaran, dan asesmen pembelajaran. Secara umum struktur Kurikulum Paradigma Baru terdiri dari kegiatan intrakurikuler berupa pembelajaran tatap muka bersama guru dan kegiatan proyek. “Selain itu, setiap sekolah juga diberikan keleluasaan untuk mengembangkan program kerja tambahan yang dapat mengembangkan kompetensi peserta didiknya,” jelasnya. Kedua, Kompetensi Isi dan Kempetensi Dasar (KI dan KD) dalam Kurtilas diganti dengan Capaian Pembelajaran (CP). CP ini mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Ketiga, pelaksanaan proses pembelajaran dengan pendekatan tematik yang selama ini hanya dilakukan pada jenjang SD saja, pada kurikulum baru diperbolehkan untuk dilakukan pada jenjang pendidikan lainnya. Keempat, jika dilihat dari jumlah jam pelajaran, kurikulum paradigma baru tidak menetapkan jumlah jam pelajaran perminggu seperti yang selama ini berlaku pada KTSP 2013. Tetapi, jumlah jam pelajaran pada kurikulum paradigma baru ditetapkan pertahun. Kelima, sekolah juga diberikan keleluasaan untuk menerapakan model pembelajaran kolaboratif antar mata pelajaran serta membuat asesmen lintas mata pelajaran, Misalnya berupa asesmen sumatif dalam bentuk proyek atau penilaian berbasis proyek. “Proyek dampak life skill. Seperti KWU (Kewirausahaan) membuat apa. Boleh kelompok, boleh perorangan,” tandasnya. Keenam, untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang pada KTSP 2013 dihilangkan maka pada kurikulum paradigma baru mata pelajaran ini akan dikembalikan dengan nama baru. Yaitu, Informatika dan akan diajarkan mulai dari jenjang SMP. “Ketujuh, untuk mata pelajaran IPA dan IPS pada jenjang sekolah dasar kelas IV, V, dan VI yang selama ini berdiri sendiri. Dalam kurikulum paradigma baru kedua mata pelajaran ini akan diajarkan secara bersamaan dengan nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS),” paparnya. Sementara itu, Humas SMAN 1 Bandongan, Drs Fauzi menjelaskan, sebelum sampai Desa Mangli, rombongan guru dan karyawan yang berjumlah 56 orang menyusuri pedesaan. Rute dimulai dari sekolah, lalu Salam Kanci, Gunung Salam, Girirejo, Butuh Nepal Van Java, Mangli dan kembali ke sekolah. Sebagian besar mereka naik sepeda motor. \"Kami menjadi mengenal lebih dekat zona PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru),\" kata Fauzi. Dengan adanya jelalah terebut, pihak sekolah menjadi lebih tahu rute atau jarak siswa ke sekolah. Berapa jauh jaraknya? naik apa ke sekolahnya? Diceritakan, di Dusun Butuh Desa Temanggung Kecamatan Kaliangkrik, pihak sekolah bertemu dengan alumni dari dusun setempat. Dari dusun ini juga dulu pernah ada siswa yang jalan kaki ke SMAN 1 Bandongan dengan jarak 25 kilometer. \"Namanya mas Manap. Setelah lulus dari SMA Bandongan lalu kuliah di UNY. Nah sekarang kembali ke kampung halamannya. Jadi guru di SD Butuh,\" terangnya. Ditandaskan tahun pelajaran lalu ada 29 siswa lulusan SMAN 1 Bandongan yang masuk perguruan tinggi negeri tanpa tes, lewat jalur SNMPTN. \"Ini membanggakan. Ada yang masuk Unair, Undip, UGM, Politeknik Perkapalan Surabaya dan universitas negeri lainnya. Tahun ini yang minat atau yang sudah mendaftar ada 72 anak. Jumlahnya meningkat,\" terang guru Bimbingan Konseling (BK) ini. Salah satu guru yang mengikuti adalah Siti Marwah Nuraini. Guru Bahasa Indonesia ini mengaku menikmati perjalanan tersebut. Bisa mengenal lingkungan tempat tinggal siswa. “Saya menikmati perjalanan dari pagi. Waktu jalan khawatir akan cuaca hujan. Tetapi ternyata cuaca mendukung. Kegiatan ini bisa memotivasi guru ke arah positif. Mainset lebih berubah,” akunya. (rls/man)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: