Kementrian ESDM Bangun 21.864 Titik

Kementrian ESDM Bangun 21.864 Titik

90 PJU-TS di Kota Magelang Usulan Komisi 7 MAGELANGEKSPRES.COM, KOTA MAGELANG - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sepanjang tahun 2018 telah merealisasikan pembangunan 21.864 titik pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU) Tenaga Surya (TS). Anggaran pembangunan tersebut diambil dari APBN yang dialokasikan sebesar Rp416 miliar. Termasuk di Kota Magelang, Kementerian ESDM sudah merealisasikan sekitar 90 PJU-TS di sepanjang Magelang Utara hingga Magelang Selatan berbatasan dengan Kabupaten Magelang. Anggota Komisi VII DPR RI, Tjatur Sapto Edy saat memberikan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Balai Kelurahan Kramat Utara, belum lama ini mengatakan bahwa penambahan PJU-TS di Kota Magelang ini merupakan bagian dari kemitraan dirinya sebagai anggota legislatif bersama dengan Kementerian ESDM. ”Kementerian ESDM menjadi mitra Komisi VII DPR RI. Kami di sana cukup getol mengusulkan supaya PJU-TS ini terus ditambahkan. Tidak hanya di Kota Magelang, saja tapi juga di daerah lain, karena perubahan jenis alat ini merupakan tuntutan perkembangan zaman,” kata Tjatur. Ia menjelaskan bahwa pihaknya mendorong Kementerian ESDM untuk memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT). Seperti pemanfaatan energi matahari dalam proyek PJU-TS. ”Kami mendorong Kementerian ESDM agar memanfaatkan energi matahari untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga mengurangi penggunaan energi dari bahan bakar fosil,” ungkap Tjatur. Tjatur yang kini memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi sebagai anggota legislatif (Caleg) tersebut kembali terjun ke lapangan untuk mensosialisasikan empat pilar kebangsaan antara lain Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Sosialisasi 4 Pilar dikatakan masih menjadi tanggung jawabnya, lantaran hingga kini ia masih menjabat sebagai Anggota DPR RI. Dia didampingi anggota DPRD Kota Magelang, Widodo Adi Santoso, dan aenaga ahli sekaligus Caleg Dapil 3 Magelang Utara dari Partai Amanat Nasional, Diana. ”Negara Indonesia adalah satu-satunya negara yang tiada duanya di dunia ini. Karena itu, melalui sosialisasi ini saya harap bisa membangkitkan kembali ingatan dan kesadaran berbangsa demi keberlangsungan negara ini,” kata Tjatur. Ia menjelaskan, ketika kesadaran menjadi sebuah bangsa yang paling pluraris karena banyaknya suku, budaya, agama, dan pulau-pulau yang jumlahnya mencapai 17.000 membuat Indonesia rentan terhadap perpecahan. Menurutnya, ketika kesatuan sebuah bangsa runtuh, maka bukan tidak mungkin Indonesia rawan mengulang sejarah kelam kolonialisme. ”Untuk itulah DPR datang dan terjun ke masyarakat lewat sosialisasi ini, untuk mengingatkan kembali prinsip-prinsip bernegara, membangun kembali semangat persatuan dan kesatuan,” jelasnya. Pada kesempatan itu, dia juga mengingatkan warga untuk bijak dalam menggunakan media sosial. Pasalnya, tidak jarang pengguna ponsel pintar sekarang ini harus berurusan dengan aparat penegak hukum karena sembarangan menyebarkan berita atau konten-konten yang tidak benar. ”Bahayanya anak-anak pun sekarang ini sudah dipegangi ponsel pintar. Nah, hal ini membuat mereka sangat rentan disusupi hal-hal yang tidak sehat. Sebagai orangtua, kita harus peka dan terus memberi edukasi kepada anak-anak kita supaya tidak salah jalan,” paparnya. Ia juga meminta masyarakat untuk aktif mencari literasi dan referensi. Sebab hanya pengetahuan dapat membendung penyebaran berita bohong (hoaks) yang belakangan marak terjadi. (adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: