Kluster Ponpes Melonjak

Kluster Ponpes Melonjak

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Sejak pembelajaran tatap muka (PTM) mulai diberlakukan pada Juni 2020, klaster baru Pondok Pesantren (Ponpes) mulai santer terdengar di sejumlah daerah. Tepatnya, pada Agustus 2020 Pondok Pesantren ditetapkan menjadi Klaster baru penyebaran Covid-19. Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo mengatakan, bahwa salah satu penyebab terjadinya kluster baru Covid-19 dikarenakan pondok pesantren aktivitasnya cenderung bersama-sama dalam waktu sangat lama, bahkan bisa dikatakan 24 jam. \"Kalau infrastruktur dan protokol kesehatan tidak memadai dan rendahnya kedisiplinan untuk patuh pada protokol kesehatan, maka potensi penularan covid-19 menjadi tinggi,\" kata Heru di Jakarta, Jumat (11/12) Heru mengungkapkan, dalam penelusuran yang dilakukan oleh FSGI ke beberapa Pondok Pesantren di sejumlah daerah yang sudah memulai pembelajaran tatap muka (PTM), telah ditemukan ribuan kasus positif Covid-19. \"Dari jumlah sebanyak itu, didominasi oleh para santri. Pemantauan dilakukan September sampai dengan November 2020,\" ujarnya. Data didasarkan pada hasil pemantauan jaringan guru FSGI itu didapat, dari berbagai daerah dan juga pemberitaan di media massa yang terkonfirmasi dengan data kasus covid-19 Satuan gugus tugas covid-19 di daerah. \"Hasil pemantauan selama tiga bulan menunjukkan bahwa klaster pondok pesantren sangat besar jumlahnya, bahkan wilayah seperti di Cilacap, pada bulan Oktober total kasus covid 19 mencapai 908 kasus positif covid-19, dari jumlah tersebut 38,32 persen atau 348 kasusnya berasal dari pondok pesantren di wilayah Cilacap,\" kata Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti. Dari hasil pemantauan FSGI pada bulan September 2020 menunjukkan, jumlah santri yang positif covid-19 mencapai ribuan, angka tepatnya 1.449. Sedangkan pada bulan Oktober 2020 tercatat 700 santri positif covid-19 dan pada bulan November 2020 mencapai 940 santri. \"ada ponpes di kabupaten Banyumas angka kasus santri positif mencapai 328 orang. Bahkan ponpes di kabupaten Banyuwangi kasus santri positif covid-19 paling banyak, yaitu mencapai 622 santri,\" paparnya. Dari jumlah tersebut, kata Retno, selain santri sudah termasuk pengelola, pegawai dan pimpinan pondok pesantren, hanya saja jumlahnya 99 persen didominasi santri. \"Total dari data yang dikumpulkan FSGI mencapai 3.089 kasus covid 19 hanya dari klaster pondok pesantren,\" ujarnya. Dalam pemantauannya, FSGI mencatat enam provinsi dan 18 kabupaten/kota pantauan FSGI yang menjadi klaster pesantren. Dianataranya, Provinsi Jawa Barat: Kabupaten Cianjur, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cimahi, Kota Banjar, Kota Depok, kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Kuningan. Provinsi Jawa Tengah: Kabupaten Tegal, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Kebumen. Kemudian, Provinsi Jawa Timur: Kota Malang, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Trengalek. Provinsi D.I. Yogjakarta: Kabupaten Bantul, Provinsi Sulawesi Barat : Kabupaten Polewali Mandar (Polman), terakhir Provinsi Kepulauan Riau: Kabupaten Bintan Karena itu, FSGI mendorong Kementerian Agama memastikan dengan sungguh-sungguh infrastruktur Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di pondok pesantren. Memastikan protokol kesehatan/SOP Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), mulai dari siswa bangun tidur, beraktivitas ibadah, belajar, makan, mandi, dan sebagainya. Untuk membantu pelacakan, FSGI juga mendorong tes swab secara berkala dengan sampel acak, misalnya sebulan sekali , pembiayaan bisa ditanggung renteng dengan stakeholder terkait. Dan meminta pengelola ponpes untuk komitmen secara ketat menjalankan protokol kesehatan santri. Melihat kondisi tersebut, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi meminta, pengurus pondok pesantren (ponpes) yang menemukan kasus Covid-19 di lingkungannya untuk segera melaporkan kasus tersebut ke Kementerian Agama (Kemenag). \"Kami anjurkan kepada mereka agar jangan diam-diam saja. Kalau ada yang terkena atau menjadi klaster, segera lapor ke Kementerian Agama. Segera akan kami datangi dan bantu,\" kata Fachrul. \"Kami akan bantu apa saja yang kami bisa, misalnya dari mulai obat-obatan, disinfeksi lingkungan pondok pesantren, atau membantu dana hingga berkoordinasi untuk menurunkan tim kesehatan ke sana,\" imbuhnya. Fachrul mengingatkan, bahwa ada empat syarat utama yang harus dipenuhi pesantren bila ingin memulai pembelajaran tatap muka. Pertama, lingkungan madrasah/pesantren aman Covid. Kedua, guru atau ustaznya aman Covid. Ketiga, santrinya aman Covid, dan keempat selalu menerapkan protokol kesehatan. \"Bila menerapkan empat hal tersebut, pondok akan aman. Ini sudah dilakukan oleh banyak pesantren kita,\" pungkasnya. (der/fin) Berikut Daftar 20 Ponpes yang Menjadi Klaster Baru Covid-19: 1. Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul Izza, Cimahi, Jawa Barat (17 santri positif) 2. Ponpes Miftahul Huda Al Azhar, Kota Banjar, Jawa Barat (14 santri positif) 3. Ponpes Unggul Al Bayan, Sukabumi, Jawa Barat (124 santri positif) 4. Ponpes Husnul Khotimah, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (46 santri positif) 5. Ponpes di kabupaten Cianjur, Jawa Barat (pada 5/11/2020 ada 35 santri positif) 6. Ponpes di kabupaten Cianjur, Jawa Barat (pada 21/11/2020 ada 14 santri positif) 7. Ponpes di kota Tasikmalaya, Jawa Barat (66 santri positif) 8. Ponpes Cipasung, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (340 santri) 9. Ponpes di Bojongsari, kota Depok, Jawa Barat (40 santri positif) 10. Ponpes Ulin Nuha, Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (12 Santri positif dan 1 pimpinan ponpes) 11. Ponpes Nurul Hidayah, Bandung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah (124 santri positif) 12. Ponpes Al Ikhsan Beji, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (328 santri positif) 13. Ponpes Anwarul Haromain, Kabupaten Trengalek, Jawa Timur (72 santri positif) 14. Ponpes di Cilacap, Jawa Tengah (348 santri positif) 15. Ponpes Darussalam Blok Agung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (622 santri positif) 16. Al Izzah International Islamic Boarding School, Kota Batu, Malang, Jawa Timur (31 santri, pegawai dan pengelola positif) 17. Ponpes Hasan Yamani, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (176 santri positif) 18. Ponpes Assalifiyah, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (151 santri positif) 19. Ponpes di kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (81 santri positif) 20. Ponpes Kaprak, Sewon Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogjakarta (198 santri positif)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: