Konsumsi Listrik Meningkat
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - PT PLN (Persero) menyatakan, bahwa konsumsi listrik rumah tangga meningkat sejalan dengan banyaknya masyarakat yang menerapkan sistem bekerja dari rumah (work from home/WFH) di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, pihaknya masih terus mengumpulkan data terkait konsumsi listrik di perumahan saat ini. Ia mengaku belum bisa merinci terkait berapa tepatnya kenaikan konsumsi listrik rumah tangga. \"Saat ini banyak bekerja di rumah, sekolah di rumah, ibadah di rumah. Kami melihat bahwa konsumsi listrik untuk perumahan meningkat,\" kata Zulkifli, Sabtu (4/4). Namun sebaliknya, konsumsi listrik di industri, hotel dan pusat perbelanjaan turun karena beberapa manajemen memutuskan menutup operasionalnya sementara waktu di tengah pandemi covid-19. PLN mengaku masih menghitung detail terkait penurunan konsumsi listrik di industri. \"Kami belum sampaikan angka dulu. Tapi yang pasti konsumsi listrik di rumah jelas naik, tapi di industri, mal, hotel itu terjadi penurunan konsumsi,\" ujarnya. Di sisi lain, PLN juga memastikan tidak akan ada gangguan listrik selama pandemi corona, meski pihaknya juga menerapkan bekerja dari rumah (work from home) untuk sebagian besar karyawannya. \"Dalam menghadapi corona kami menambah unit control system agar menjaga pasokan listrik untuk masyarakat agar jangan sampai terganggu,\" kata Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo. Darmawan menegaskan, bahwa sebagian karyawan yang bertanggung jawab di lapangan dan di bagian vital tetap bekerja dengan team terpisah, sehingga tetap bisa menjaga jarak dan menjaga pasokan listrik tetap aman. \"PLN juga memastikan penyediaan listrik di pusat karantina dan rumah sakit rujukan bisa berjalan lancar, dengan begitu diharapkan karantina bisa berjalan baik. Jika ada permintaan di daerah-daerah pusat PLN juga memastikan pasokan listrik tetap aman,\" tuturnya. Darmawan menyebutkan, untuk di DKI Jakarta, PLN menyiapkan 2.271 personil, 41 unit ups kapasitas 7.070 kVA, 15 unit trafo bergerak dengan total 1.745 kVA, 7 unit kabel bergerak sepanjang 2.600 meter. Selain itu, ada 23 unit gardu bergerak dengan total kapasitas 17.080 kVA, 10 unit genset dengan total kapasitas 1.745 kVA. \"Kami melakukan pemantauan khusus untuk RS rujukan nasional, kami sediakan ups unit gardu bergerak, kami menyiapkan hampir 2.500 personil,\" katanya. Sementara itu, PLN memastikan pihaknya siap menjalankan instruksi presiden ini untuk memberikan listrik gratis bagi pelanggan 450 Va dan 900 Va subsidi. Insentif ini merupakan bagian dari Rp 110 triliun untuk perlindungan sosial dalam menghadapi COVID-19. \"Pembebasan biaya listrik dan diskon 50% ini berlaku untuk tiga bulan, yakni April, Mei, dan Juni. PLN siap melaksanakan tugas mulia dari presiden ini untuk meringankan beban masyarakat, dan bisa bertahan di tengah badai pandemi ini,\" terangnya. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menambahkan, penurunan konsumsi listrik sektor bisnis dikarenakan karena sebagian besar hotel dan mal sepi pengunjung. \"Golongan bisnis itu mal dan hotel kan semuanya turun, tidak ada penghuninya tidak ada pendatangnya. Sudah pasti turun (konsumsinya),\" ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Rida Mulyana. Rida mengatakan, pihaknya tengah menghitung berapa kemungkinan kelebihan pasokan atau oversupply listrik milik PLN. Meski ada penurunan konsumsi untuk bisnis, terdapat lonjakan penggunaan listrik untuk perumahan. \"Ada kenaikan di sektor lainnya. Tapi ini yang sedang kita pantau dan kita hitung, termasuk untuk PLN misalnya akan menanggung oversupply karena tidak ada yang pakai. Gimana dengan ketentuan yang disepakati dengan para IPP itu sedang kita kaji karena pengaruhnya tidak hanya ke orang,\" pungksanya. (der/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: