Korban Tanah Gerak di Purworejo Berharap Segera Direlokasi

Korban Tanah Gerak di Purworejo Berharap Segera Direlokasi

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Sejumlah warga Desa Kemiri Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo yang rumahnya hancur lantaran menjadi korban tanah bergerak berharap agar mereka difasilitasi untuk dipindahkan atau direlokasi ke tempat yang lebih aman. Pasalnya, rumah mereka tidak memungkinkan lagi untuk ditinggali. Hal itu disampaikan Haryatun salah satu korban warga RT 1 RW 1, Rabu (11/3). Keinginan tersebut muncul lantaran hingga saat ini kondisi tanah masih belum stabil. Bahkan saat hujan deras mengguyur, tanah masih terus bergerak \"Kami merasa tidak mungkin lagi menempati rumah tersebut. Karena sudah tidak aman lagi. Maka kami berharap agar ada upaya dari pemerintah untuk memikirkan nasib mereka,\" kata Haryatun. Dia mengakui jika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo cepat tanggap dengan mengecek dan mendata warga terdampak bencana. Pemerintah juga menyalurkan bantuan logistik. “Namun, kami berharap penanganan lebih. Yakni longsor bisa diatasi hingga tuntas, sehingga kami bisa tinggal dengan nyaman,” katanya. Bencana tanah gerak terjadi sejak Rabu (4/3) malam, setelah hujan lebat terus menerus mengguyur wilayah Desa Kemiri. Haryatun melihat permukaan tanah di samping rumah mulai amblas, hingga bangunan kamar mandi dan sumur ambruk. Haryatun terpaksa mengungsi ke rumah tetangganya. Namun, ia kembali beraktivitas di rumah pada siang hari. “Kalau mulai gelap dan hujan, saya kembali ke rumah tetangga untuk mengungsi, tidur juga di sana. Saya tidak mungkin tinggal di rumah, kamar mandi tidak bisa dipakai, sumur juga tertutup longsor,” ungkapnya. Kasi Kesra Desa Kemiri Sutamto mengemukakan, tujuh rumah terdampak bencana. Lima bangunan di RT 01, rusak berat dan tidak mungkin ditinggali. Jumlah jiwa terdampak bencana sebanyak 18 orang. Mereka mengungsi di rumah tetangga dan kerabat. “Garis polisi juga dipasang agar tidak ada warga yang masuk ke dalam rumah. Sebab tanah masih bergerak dan rumah dikhawatirkan ambruk,” tuturnya. Menurutnya, pemerintah desa mendirikan posko bencana di balai desa setampat. “Kami siaga 24 jam memantau situasi, sekaligus mengawasi langsung karena kebetulan lokasi bencana ada di depan kantor desa,” ucapnya. Korban di Desa Kemiri, katanya, berharap pemerintah membantu merelokasi bangunan rumah ke lokasi yang lebih aman. “Khusus yang terkena bencana, harapannya bisa dibantu hunian sementara dan tetap, atau relokasi, karena lokasi rumah mereka sekarang sudah tidak mungkin dihuni lagi,” tandasnya. (luk)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: