Kota Magelang Berpeluang Raih Penghargaan Kota Cerdas

Kota Magelang Berpeluang Raih Penghargaan Kota Cerdas

MAGELANG SELATAN – Kota Magelang masuk dalam program Gerakan Menuju 100 Smart City di Indonesia yang diinisiasi oleh Institut Teknologi Bandung (ITB). Sebelumnya, kota yang dengan luas 18,56 kilometer persegi ini berpeluang meraih penghargaan sebagai Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2019 kategori kota kecil. Untuk mendukung gerakan itu, para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkot Magelang mengikuti bimbingan teknis dan sosialisasi tahap IV di aula Adipura Kencana, Kamis (10/10). Bimbingan di bawah arahan pendamping Gerakan Menuju 100 Smart City dari ITB, Adi Mulyanto. ”Saya ditugaskan oleh Kominfo RI untuk mendampingi Kota Magelang dalam gerakan ini. Kota yang masuk dalam gerakan ini kita dampingi dan ke depan bisa menjadi daerah percontohan bagi daerah lain agar sama-sama menjadi kota cerdas,” kata Adi Mulyanto di sela acara. Dosen Prodi Teknik Informatika ITB ini berujar bahwa tujuan utama smart city adalah mewujudkan kesejahteraan masyarakat dari sisi ekonomi. Kemudian mewujudkan masyarakat berbudaya dengan mengunggulkan lokalitas, dan semua hal didasarkan pada kemanfaatan teknologi informasi (TI). Baca Juga Simpan Ganja, Sepasang Kekasih di Magelang Diringkus Polisi ”Smart City tak lepas dari TI. Kota Magelang, salah satunya yang sudah luar biasa dalam memanfaatkan TI. Ada beragam program atau pelayanan publik yang berbasis TI, seperti Magelang Cerdas, E-Retribusi, dan Rojak (Ronda Jam Kerja),” jelasnya. Menurut dia, sebenarnya daerah lain bisa mencontoh Kota Magelang, yang punya strategi maupun program-program pemanfaaanTI. Begitu pula ke 99 daerah lainnya yang masuk dalam program gerakan 100 smart city. ”Terpenting lagi, semua elemen di kota cerdas haruslah cerdas. Tanpa kecuali orang luar yang masuk ke Kota Magelang ikut cerdas, seperti disiplin tidak membuang sampah sembarangan, tertib, dan utamakan budaya antre. Sama seperti kita ke Singapura, langsung disiplin mengikuti aturan yang ada,” jelasnya. Sementara itu, Walikota Magelang, Sigit Widyonindito mengutarakan, rumusan smart city di Kota Magelang tidaklah instan. Dia berharap semua elemen dari pemerintah hingga masyarakat komitmen untuk menjadikan kota ini cerdas harus tetap dijaga. ”Sekarang tinggal melengkapinya saja. Terpenting program smart city adalah komitmen pengelolaan kota yang efektif dan efisien, sehingga masyarakat merasa terlayani dengan baik,” paparnya. Ia menyebutkan, Kota Sejuta Bunga memang tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah. Oleh karena itu, sektor jasa menjadi unggulan, seperti pendidikan, perdagangan, pariwisata, akomodasi, dan lainnya. ”Kita pun tetap komitmen mengusung jargon Kota Magelang Singapuranya Jawa Tengah. Di Singapura semua dapat terlayani dengan baik. Kita pun ingin seperti itu, kotanya kecil tapi semua ada dan terlayani dengan baik,” ungkapnya. Menurut Sigit, output smart city ini adalah kesejahteraan masyarakat. Ia pun berharap smart city dapat berdampak pada peningkatkan pertumbuhan ekonomi. ”Kalau ekonomi tumbuh, maka kesejahteraan bisa meningkat dan otomatis kemiskinan menurun,” pungkasnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: