Nata De Carica Lolos FIKSI Indonesia, Karya Boga 2 Siswi SMAN 1 Wadaslintang
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Dua orang siswi SMAN 1 Wadaslintang, Defi Rochmana dan Shifa Lutfiah lolos dalam seleksi Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI). Meraka akan bersaing dengan 32 rencana bisnis boga dari seluruh Indonesia dalam babak final. Karya mereka yang bernama Nata De Carica mengangkat masalah limbah dari biji dan selaput lendir carica yang selama ini kurang dimanfaatkan dan dibuang begitu saja oleh para produsen manisan carica. Limbah carica tersebut mereka olah untuk dibuat menjadi Nata dan kemudian diolah menjadi pengganti buah carica dengan cita rasa yang disukai konsumen. Diungkapkan guru pembimbing karya mereka, Purba kegigihan mereka dalam mewujudkan Nata De Carica sudah dilakukan sejak mereka meneliti pembuatan nata dari bahan lain yakni kelapa ketika mengikuti ajang Krenova tingkat kabupaten pada 2019 lalu. Selama beberapa bulan, tim Nata De Carica juga mempelajari pengemasan produk di pabrik Carica Gemilang, Bojasari Kertek. “Dari penelitian itu mereka mengunjungi pembuatan nata de coco di Jogjakarta dan belajar hingga mereka bisa membuat sendiri. Bahkan dari awal mereka memesan semua bahan sampai meracik bahan sendiri. Sejak bulan Juni lalu mereka sudah mulai menjual produk dan produk ini diikutkan FIKSI 2020 jenjang SMA kemudian lolos menjadi finalis,” tutur Purba ketika mengunjungi Carica Gemilang di Kertek Rabu (23/9). Produk nata de carica kini dikemas mirip dengan olahan manisan carica dan dibanderol dengan harga yang sama yakni Rp3.000 per cup. Diungkapkan salah satu anggota tim yang kini kelas 12, Shifa Lutfiah bahwa mereka baru bisa memproduksi sekitar 150 cup dengan rentang 10 hari sekali mengingat keterbatasan bahan dan juga ruang. Kedepannya pihak sekolah telah menyediakan ruangan khusus untuk produksi, mengingat saat ini produksi masih dilakukan di lab sekolah. “Bahan dasar selaput biji dan bijinya yang kami olah jadi nata dengan proses seperti pembuatan nata lainnya. Kami memanfaatkan Bakteri Acetobacter xylinum untuk pembuatan serat nata. Kami memproduksi di laboratorium sekolah karena faktor kebersihan. Sekali buat biasanya produk kami langsung dibeli masyarakat, selain warga sekolah juga kami pasarkan online,” ungkapnya. Proposal karya Nata De Carica awalnya bersaing dengan 659 rencana bisnis khususnya dengan pesaing di bidang Boga sebanyak 213 rencana bisnis dan terpilih sebanyak 129 Finalis dari seluruh bidang untuk mengikuti tahap seleksi pameran, presentasi, dan wawancara secara daring dalam EXPO Virtual FIKSI. Karya Shifa dan Defi mendapat dukungan penuh dari sekolah, Bappeda, Disparbud, hingga Wakil bupati. Sekolah melihat bahwa wirausaha penting dan diseriusi jadi unit produksi dan akan disiapkan ruang produksi yang nantinya bisa terus memproduksi karya siswa ini. Sementara itu menurut Wakil Bupati Agus Subagiyo ketika mencoba produk tersebut bahwa sejatinya potensi lokal Wonosobo masih bisa terus dikembangkan bahkan limbah pun bisa berguna jadi produk yang sangat menarik. “Ini inovasi varian produk carica yaitu dengan mengolah selaput biji carica yang awalnya banyak tidak dipakai dan mengingat ini produk unggulan untuk dukung pariwisata kami sangat mengapresiasi karya Nata de Carica ini mengingat dari limbah yang umumnya kurang diperhatikan. Rasanya sangat enak dan ini bukti sebuah kreatifitas dan inovasi untuk mengubah sesuatu jadi punya nilai ekonomis,” tutur Wabup Agus. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: