Produksi Turun, Petani Tetap Gelar Festival Durian
MAGELANGEKSPRES.COM,Meskipun produksi durian di Desa Ngropoh Kecamatan Kranggan saat ini menurun, namun petani tetap menggelar tradisi jamasan durian hingga festival durian. Dalam tradisi ini petani berharap ke depan produksi durian bisa semakin bagus. Semangat petani durian di Dusun Kesur Desa Ngropoh untuk membudidayakan durian tidak pernah akan patah, meskipun tahun ini produksi durian di desa tersebut mengalami penurunan yang cukup drastis. Di tengah-tengah kondisi saat ini, petani durian di Desa Ngropoh tetap menggelar tradisi jamasan durian. Tradisi ini dilakukan sebagai tanda dimulainya festival durian yang akan dilakukan selama tiga hari ke depan. \"Rangkaian festival durian ini akan dilakukan selama tiga hari, mulai tanggal 13 sampai 15 Maret mendatang,\" terang Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, Didik Nuryanto. Selayaknya tradisi pada umumnya, petani dan warga di desa setempat melakukan berbagai macam ritual, seperti pengambilan air jamasan yang dilakukan di salah satu sumber mata air di Dusun Kesur Desa Ngropoh. Air jamasan ini nantinya akan digunakan untuk menyiram pohon durian yang akan ditanam pada rangkaian Festival Durian 2020 ini. Sebelum digunakan sebagai jamasan, air yang diambil dari Tuk Pitu (tujuh mata air) ini akan disemayamkan di balai desa setempat. Selama disemayamkan ini petani dan warga akan menggelar doa bersama. \"Wayang kulit juga akan digelar semalam suntuk, wayang kulit ini dinamakan wayang air, akan digelar di sekitar mata air pengambilan air jamasan,\" tuturnya. Menurutnya, kehidupan ini tidak pernah bisa lepas dari air. Tidak hanya itu air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan. Jadi hal pertama kali dilakukan adalah mengambil air karena tanpa air tidak bisa hidup. \"Harapannya dengan prosesi pengambilan air ini memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa kita harus melestarikan sumber air, menjaga kelestarian alam itu penting,\" katanya. Didik menuturkan masyarakat harus mencintai lingkungan sehingga jangan semena-mena dalam menggunakan air. \"Pengambilan air dalam prosesi ini dari tujuh pancuran filosifinya tujuh itu dalam bahasa Jawa pitu, artinya pitulungan (pertolongan) sehingga diharapkan masyarakat atau petani durian di Desa Ngropoh ini selalu mendapatkan perlindungan dari Allah,\" katanya. Prosesi ini menurut Didik, merupakan salah satu wujud dari selamatan agar mendapat pertolongan dari Allah yang dikemas dalam prosesi budaya ini. Kades Ngropoh Haryono mengatakan sekitar 75 persen warga Ngropoh memiliki tanaman durian dan dalam beberapa tahun terakhir ini selalau menggelar festival durian saat panen durian. \"Hampir setiap warga pasti mempunyai pohon durian, sehingga desa kami ini sudah dikenal sebagai penghasil durian di Kabupaten Temanggung,\" katanya. Haryono menyebutkan rangkaian kegiatan festival durian ini meliputi jamasan durian, selamatan, pentas wayang kali Tukpitu pada Jumat malam, kemudian pada Sabtu (14/3) dilakukan tradisi panen raya durian di Hutan Mejing dan pentas seni di Lapangan Sembung. Selanjutnya pada hari terakhir Minggu (15/3) diselenggarakan gerebek durian. Sementara itu Ketua Kelompok Tani Biso Mukti Desa Ngropoh Waluyo menuturkan, menurunnya jumlah produksi durian disebabkan karena pada saat berbunga pada bulan Oktober hingga November lalu belum ada turun hujan hingga mengakibatkan banyak bunga yang mengering dan akhirnya rontok tidak menjadi bakal buah. \"Tahun 2019 lalu termasuk kemarau panjang, sehingga ketika pohon durian mulai berbunga tidak tersiram air hujan. Kondisi ini menyebabkan bunga durian gagal menjadi buah,\" terangnya kemarin. Tidak hanya itu lanjut Wahyu, bakal buah yang saat itu sudah mulai tumbuh juga banyak yang tidak kuat hingga kering berjatuhan. Dengan tingginya tingkat kerontokan bunga dan bakal buah maka secara otomatis produksi buah durian siap panen menjadi sedikit. Persentase penurunan produksi bila dibanding musim panen tahun lalu 2019 mencapai 60 persen. \"Turunnya cukup banyak, misalkan tahun 2019 untuk pohon besar berbuah 100 buah durian, untuk tahun ini paling cuma sekitar 30 sampai 40 buah saja, bahkan ada yang lebih sedikit dan tidak sedikit pula yang sama sekali tidak berbuah,\" katanya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: