Purworejo dan Jogjakarta Miliki Keterkaitan Sejarah

Purworejo dan Jogjakarta Miliki Keterkaitan Sejarah

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Kabupaten Purworejo memiliki keterkaitan sejarah dengan Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ). Banyak kemiripan karya budaya antara keduanya, tetapi perlu dilakukan penelitian menyeluruh untuk memetakan simpul pertemuan warisan budaya bersama Mataraman Jogjakarta-Bagelen (Purworejo). Hal itu mengemuka dalam acara Seminar Travel Heritage yang digelar Dinas Kebudayaan DIY bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Purworejo di Gedung Pertemuan SMA Negeri 7 Purworejo, Sabtu (22/2). Seminar diisi dua orang narasumber pakar sejarah sekaligus budayawan, yakni  Ir Yuwono Sri Suwito MM (Pengajar di Keraton Jogja) dan Dr Sudibyo MHum (Anggota Dewan Riset Daerah Kabupaten Purworejo dan Dosen FIB UGM). Dalam paparannya, Sudibyo menyebutkan banyak keterkaitan antara Purworejo dengan Jogja. Bahkan, dirinya mengibaratkan keduanya seperti saudara kandung. “Dari aspek historis maupun kultural, keduanya tidak dapat dipisahkan,” sebutnya. Keterkaitan itu dapat ditelisik dari sejarah panjang, antara lain saat perang Jawa dan perjanjian Giyanti. Pada masa perang Jawa, Purworejo yang dulu bernama Bagelen dijadikan benteng pertahanan oleh Pangeran Diponegoro dan memiliki kedekatan yang sangat baik dengan Mataram Jogjakarta. Pasca Perjanjian Giyanti tahun 1755, Bagelen yang sebelumnya merupakan wilayah kerajaan Mataram terbelah menjadi 2, yaitu wilayah Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Jogjakarta. “Hingga sekarang banyak kemiripan karya budaya antara Purworejo dan Jogja, tetapi perlu dilakukan penelitian menyeluruh untuk memetakan simpul pertemuan warisan budaya bersama Mataraman Jogjakarta-Bagelen (Purworejo),” jelasnya. Adanya keterkaitan sejarah antara Purworejo dan Jogjakarta juga dikisahkan oleh Yuwono. Keterkaitan itu kini kian menguat dengan adanya Bandara YIA yang letaknya di tengah-tengah antara Purworejo dan DIJ. “Dengan adanya bandara di Kulon Progo sekarang, keterkaitan Purworejo dengan Jogjakarta ini semakin kuat,” katanya. Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinparbud Kabupaten Purworejo, Agung Pranoto, menjelaskan bahwa Seminar Travel Heritage digelar dalam rangka Muhibah Budaya 2020 sekaligus mengisi Hari Jadi ke-189 Kabupaten Purworejo.  Kegiatan diikuti seratusan peserta dari kalangan guru sejarah, pemerhati sejarah, pelajar, mahasiswa, dan perwakilan komunitas. “Setidaknya ini jadi wahana belajar bersama, mempelajari sisi-sisi kesejarahan kita dengan DIJ. Informasi-informasi yang selama ini kita miliki, hari ini kita kuatkan dengan seminar ini,” jelasnya. Menurutnya, banyak keterkaitan antara Purworejo dan Jogja. Namun, hal itu tidak serta merta membuat Purworejo harus bergabung dengan Jogja secara keadministrasian. “Itu lebih banyak bersifat memori ya, tetap ada batasan-batasan yang harus dipahami bersama.  Secara kultural kita bisa dekat dengan Jogja atau Surakarta, tapi secara administrasi, kita tetap menginduk di Jawa Tengah,” ungkapnya. (top)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: