Saatnya Mengembalikan Kejayaan Pecinan Magelang
MAGELANGEKSPRES.COM, MAGELANG - Para pengusaha di Jalan Pemuda Kota Magelang berharap kawasan itu bisa kembali berjaya seperti era 70-80an silam. Kala itu, Jalan Pemuda atau kawasan Pecinan sempat jadi pusat perekonomian dan perdagangan se eks-Karesidenan Kedu. Hal itu dikatakan Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kota Magelang, Slamet Santoso di sela peresmian Gapura Bhinneka Tunggal Ika, di kompleks Pecinan, Selasa (1/6) malam. Ia mengatakan, pendirian Gapura Bhinneka Tunggal Ika juga merupakan usaha para pengusaha yang sudah bertahun-tahun menempati jantung kota itu, untuk kembali membangkitkan geliat ekonomi di Magelang. Menurut dia, ide pembangunan gapura ini tercetus oleh beberapa tokoh pengusaha seperti David Herman Jaya, Paul Candra Wesi Aji, dan lainnya. “Ide ini muncul 4 tahun lalu ketika ada isu akan dibangun jalan tol Jogjakarta-Borobudur-Magelang. Khawatirnya dengan pembangunan tol ini akan meredupkan Jalan Pemuda,” kata Slamet Santoso. Pembangunan jalan tol, lanjutnya, ditakutkan berdampak pada kelesuan perdagangan di Kota Magelang. Saat ini saja, Pecinan sudah sepi akibat dampak dari pandemi Covid-19. “Padahal sejarahnya, Jalan Pemuda pernah jadi Ibukotanya Karesidenan Kedu. Contoh saja, ada Toko Victoria merupakan supermarket terbesar. Orang-orang se-Kedu kalau mau malam mingguan ya di Toko Victoria,” jelasnya. Ada juga, kata dia, Toko Nasional, Toko Sehat (apotek), Toko Trio (batik), toko buku, bahkan orang yang mau nonton pun tersedia bioskop. Termasuk usaha foto yang melegenda saat itu yakni Foto Kawan. Namun demikian, popularitas Pecinan pun terus meredup sejak era 1990-an hingga saat ini. Bahkan, jam operasional pertokoan hanya sampai pukul 20.00 WIB, sehingga membuat kawasan tersebut sepi ketika malam hari. “Harapannya Gapura Bhinneka Tunggal Ika sebagai ikon kalau Pecinan kembali gemerlap sekarang. Ditambah dalam waktu dekat, pohon-pohon peneduh akan diberi lampu hias, supaya kesannya kalau malam tidak sepi, tidak sunyi. Nanti jam operasional toko juga ditambah sampai jam 21.00 WIB,” ujarnya. Berbagai rencana itu, lanjut Slamet, tujuannya untuk meramaikan kembali Pecinan. Apalagi adanya 500 perusahaan baik yang besar maupun kecil, ditambah ribuan karyawan di kawasan Pecinan diyakini mampu menjadi pompa keramaian suasana Jalan Pemuda seperti 4 dekade lalu. Pembina Yayasan Tri Dharma, David Herman Jaya mengatakan bahwa Gapura Bhinneka Tunggal Ika merupakan perwujudan dari rasa nyaman berbisnis, aman berwisata, dan soliditas masyarakat yang rukun antar-etnis maupun agama di Kota Magelang. Ia mengajak, di momen Hari Lahir Pancasila ini dapat memupuk lagi semangat persatuan dan kesatuan di Kota Magelang. “Inilah yang harus kita usahakan agar di Kota Magelang ini senantiasa nyaman dan aman. Walaupun zaman terpacu teknologi, paham-paham semakin berkembang, tapi persatuan dan kesatuan harus kita jaga lewat bingkai Pancasila,” tandasnya. Sementara itu, Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz usai meresmikan gapura tersebut menuturkan bahwa kawasan Pecinan di saat ia masih kecil memang selalu ramai. Namun pemandangan berbeda sejak beberapa dekade lalu, kondisi Pecinan cenderung sunyi. “Saya heran waktu itu, Magelang kok sepi sekarang. Ya, memang jalannya rapi, tapi kita butuh keseimbangan. Salah satunya adalah rekayasa lalu lintas dan transportasi modern, ini yang dibutuhkan di Pecinan,” katanya. Ia melihat bahwa kondisi transportasi umum saat ini di wilayahnya masih sama dengan situasi di tahun 1991 silam. Menurutnya, perlu adanya modernisasi transportasi agar Pecinan ramai lagi. “Kota Magelang harus punya Trans-Magelang, seperti di Semarang, Jogja, dan kota-kota besar lainnya. Terutama bisa menghubungkan antara Borobudur yang jadi super prioritas, sehingga mampu menjadi kekuatan ekonomi baru,” jelasnya. (wid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: