Seluruh Nakes Puskesmas Jalani Tes Swab, Pasca Kasus 5 Nakes Dinyatakan Positif Corona

Seluruh Nakes Puskesmas Jalani Tes Swab, Pasca Kasus 5 Nakes Dinyatakan Positif Corona

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG  - Menyikapi lima petugas kesehatan di Puskesmas Magelang Selatan yang dinyatakan positif Covid-19, Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Magelang pun langsung menggelar tes swab massal, di fasilitas kesehatan (Faskes) maupun keluarga dari para petugas kesehatan ini. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang, dr Majid Rohmawanto mengatakan, sejak tiga pekan lalu, pihaknya sudah berupaya menggencarkan tes swab kepada tenaga kesehatan (nakes) terutama di Puskesmas. Ia menyebutkan tes swab secara bergantian dari wilayah Magelang Selatan, Magelang Tengah, dan terakhir di Kecamatan Magelang Utara. Seluruh petugas kesehatan di 17 Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sudah diswab. Hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan adanya lima tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. Dua orang di antaranya adalah dokter dan seorang perawat. Saat ini, tiga dari lima nakes dinyatakan sembuh. Sementara dua lainnya masih menjalani isolasi mandiri. Atas dasar temuan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19, Satgas Penanganan Covid-19 pun langsung bergerak. Mereka mengambil sampel dahak dari para keluarga nakes yang bersangkutan. ”Hasilnya tidak ada satupun dari keluarga nakes yang positif Covid-19, semuanya negatif. Termasuk juga nakes lainnya di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang sudah dikirim swabnya,” kata Majid, Minggu (27/9). Baca juga Penegakan Prokes Digelar Siang-Malam, Ketaatan Warga Wonosobo Belum Meningkat Demikian halnya dengan penularan di Pasar Rejowinangun, Satgas berhasil mencegah sehingga tidak terjadi klaster baru. Pihaknya saat ini telah menerima hasil tes usap dari 30 pedagang Pasar Rejowinangun. Sebagian di antaranya adalah kontak erat dari pedagang lain yang sudah terlebih dahulu terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, dari 30 orang tersebut, semuanya dinyatakan negatif. ”Tidak terjadi klaster baru di Pasar Rejowinangun. Sebagian besar mereka yang tertular juga bukan warga Kota Magelang, dan tidak masuk pendataan (di Kota Magelang),” ujarnya. Hingga Minggu (27/9), komulatif kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kota Magelang menjadi 173 kasus. Sejak Sabtu (26/9) lalu, terdapat lima tambahan kasus baru. Mereka antara lain BIK (31), asal Kelurahan Potrobangsan, HS (45), perempuan asal Kemirirejo, HS (41) laki-laki asal Tidar Utara, SA (46) perempuan asal Rejowinangun Selatan, dan GIR (23) laki-laki yang juga warga Rejowinangun Selatan. Sehari berikutnya, atau Minggu (27/9) bertambah lagi 7 kasus positif. Enam di antaranya merupakan anggota keluarga pasien positif asal Kemirirejo, Magelang Tengah yang sedang dirawat di RS Budi Rahayu, dan satu orang adalah kontak erat dengan pasien yang lain. Meski kasus Covid-19 di Kota Sejuta Bunga terus meningkat, bahkan persentase angka kematian terhadap kasus konfirmasi positif Covid-19 mencapai 8,09 persen. Dari 173 kasus temuan positif Covid-19, 14 di antaranya meninggal dunia. Angka ini sebenarnya melebihi akumulasi nasional sebesar 3,77 persen. Indonesia mencatat total temuan kasus konfirmasi sebanyak 275.213 sejak 2 Maret 2020 lalu dan jumlah kematian mencapai 10.386 kasus, per 27 September 2020. Namun demikian, angka kesembuhan di Kota Magelang mencapai 75 persen. Dari 173 kasus, sebanyak 129 orang dinyatakan sembuh dari Covid-19. Persentase kesembuhan ini bahkan lebih tinggi dari angka nasional sebesar 73 persen, dari 275.213 kasus terkonfirmasi, sebanyak 203.014 dinyatakan sembuh. Angka kesembuhan yang tinggi ini menjadikan Kota Magelang termasuk tiga terendah penyebaran Covid-19 dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Walikota Magelang, Sigit Widyonindito pun optimistis dengan tren kesembuhan yang tinggi, maka penyebaran virus dapat dikendalikan dengan baik tanpa harus memberlakukan lagi sejumlah pembatasan sosial, seperti saat awal terjadinya pandemi. ”Kota Magelang berada di peringkat nomor tiga terbawah. Ini menunjukkan kondisi saat ini sudah relatif bagus dan penularan Covid-19 di Kota Magelang cukup terkendali,” ujarnya. Oleh karena itu, Sigit juga yakin adaptasi kebiasaan baru bisa tetap dilanjutkan. Pasalnya, ia tak ingin jika pembatasan diberlakukan kembali, justru akan menganggu stabilitas warganya.”Bukan hanya ekonomi yang terpuruk (kalau pembatasan berlaku lagi) tapi ini justru akan mengganggu aktivitas masyarakat. Yang perlu dilakukan masyarakat saat ini adalah protokol kesehatan dengan baik, disiplin, dan membudaya,” tandasnya. Pemkot Magelang juga tidak akan membatasi akses masyarakat untuk melakukan aktivitas di pusat keramaian, tempat perbelanjaan, pasar-pasar tradisional, dan lainnya, kecuali tempat pariwisata dan pusat olahraga di Gelora Sanden yang sampai saat ini belum dinormalisasi. ”Tapi secara rutin dan protokol kesehatan, semua pihak bersama-sama melakukan pencegahan. Dari pemerintah juga super aktif melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala di sejumlah fasilitas umum. Kemudian OPD-OPD juga terus melakukan pembinaan kepada warga agar bisa terus patuh menjalankan protokol kesehatan,” paparnya. Upaya pencegahan penularan Covid-19 yang dilakukan Pemkot Magelang pun sangat beragam. Mulai dari penyediaan sanitasi tangan (hand sanitizer), wastafel di tempat publik, sosialisasi protokol kesehatan, bagi-bagi masker, hingga pengumuman larangan masyarakat berkerumun. Tidak hanya itu, upaya lainnya Sigit juga memastikan bila terjadi temuan kasus di OPD dan perkantoran, maka pihaknya akan memberikan cuti kepada semua karyawan untuk dilakukan tes swab secara massal.”Sebelum tes keluar, mereka tidak bisa masuk kantor. Harus work from home (WFH) dulu. Nah, kalau sudah keluar dan negatif, bisa beraktivitas lagi. Tapi tetap dengan protokol kesehatan ketat, pakai masker, jaga jarak, dicek suhu tubuh, dan cuci tangan di wastafel yang telah disediakan,” katanya. (wid)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: