Tiga Jurus RI Selamat dari Resesi
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 ditentukan oleh peran pemerintah maupun masyarakat. Ekonom Core Indonesia Piter Abdullah menyebutkan ada tiga langkah ekonomi Indonesia bisa selamat dari resesi. Pertama, permintah harus mampu mengembalikan sebagian daya beli masyarakat bawah melalui berbagai bantuan sosial. Bantuan tersebut harus tepat sasaran. \"Ini bisa dilakukan oleh pemerintah dengan memberikan insentif untuk konsumsi, misalnya dengan membebaskan PPN untuk beberapa produk seperti mobil baru,\\\'\\\' katanya dalam video daring, kemarin (2/10). Kedua, masyarakat harus beradaptasi dengan kondisi yang serba sulit saat ini yang tentu saja tetap melaksanakan prototl kesehatan, dan tetap optimis menjalani kehidupan dengan kebiasaan baru tanpa kekhawatirkan yang berlebihan. \"Jika bisa menahan penurunan konsumsi dan masyarakat mau bangkit beradaptasi di saat pandemi, maka dunia usaha akan terselamatkan, bisa betahan dan tidak mengalami kebangkrutan,\\\'\\\' ucapnya. Selanjutnya, terakhir, reskrukturisasi yang digulirkan perbankan akan memberikan ruang dan manfaat, apabila dunia usaha masih memiliki napas untuk beroperasi di masa sulit ini. \"Program restrukturisasi kredit yang sudah disanggupi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hanya akan efektif membantu dunia usaha apabila Pemerintah dan masyarakat sudah memainkan perannya menjaga keberlangsungan konsumsi di tengah pandemi,\" katanya. Sementara ekonomi senior Faisal Basri berpandangan, untuk menyelamatkan ekonomi di tengah pandemi yang harus dilakukan adalah mengatasi wabh Covid-19. Sebaliknya, pemulihan ekonomi hanya bersifat semu. \"Kalau mau ekonomi sembuh, maka sembuhkanlah manusianya. Jangan kebalikannnya. Kalau ekonominya dulu, lalu Covid-19 dilupakan, maka ekonominya akan naik sementara, kemudian akan turun lagi,\" katanya. Seharusnya, lanjut dia, pemerintah harus memfokuskan untuk membenahi pandemi Covid-19 yang menjadi akar permasalahan pemicu resesi. Kemudian, untuk ekonomi yang harus dibenahi sektor fiskal, seperti terus menurunkan penerimaan negara dari sisi pajak. \"Please masalahnya di fiskal dan kementerian teknis, tapi ini moneter diobok-obok jadi solusinya. Caranya DPR sedang menggodok Undang Undang (UU) yang mengubah UU tentang Bank Indonesia. Akan dibentuk dewan moneter yang diketuai oleh menteri keuangan, sehingga BI menjadi subordinasi dari pemerintah,\" ujarnya. Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memastikan ekonomi nasional resmi resesi pada kuartal III/2020. Hal itu setelah melakukan update proyeksi perekonomian domestik tahun 2020 di mana secara keseluruhan menjadi minus 1,7 persen sampai minus 0,6 persen. \"Forecast terbaru kita pada September untuk 2020 adalah minus 1,7 persen sampai minus 0,6 persen. Ini artinya, negatif territory kemungkinan terjadi pada kuartal 3,\" ujarnya. (din/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: