Ulang Tahun Bruder Karitas di Wonosobo Diramaikan dengan Pentas Kesenian Siswa Don Bosco

Ulang Tahun Bruder Karitas di Wonosobo Diramaikan dengan Pentas Kesenian Siswa Don Bosco

WONOSOBO – Ratusan tamu undangan dari beberapa wilayah, termasuk para romo, suster, bruder, pendidik, serta tokoh masyarakat memadati lapangan SLB B Don Bosco mengikuti perayaan Syukur 90 Tahun karya Bruder Karitas di Indonesia, Selasa (15/10). Keberadaan Bruder Caritas di Indonesia sejak 15 Oktober 1929 memang diawali dari kesejarahannya di wilayah Jawa tengah, khususnya Purworejo dan Wonosobo. Di samping beberapa daerah lainnya yang membawahi lembaga pendidikan yakni dari Jogjakarta dan juga Purwokerto. “Selama 90 tahun Bruder Karitas telah mengabdikan diri dalam karya-karya seperti pendidikan dan sosial. Salah satunya seperti di SLBB Don Bosco ini, ada juga SLB C dan panti rehabilitasi penyakit jiwa dan rehab narkoba. Untuk sekolah umum juga sudah mulai dari paud TK, SD, SMP, hingga SMA di berbagai wilayah Jateng-DIY,” ungkap tuan rumah kegiatan, Agnes Siti Saptaningsih, sekaligus Kepala Don Bosco. Baca Juga Akibat Erupsi Merapi, Satu CCTV Pengawas di Bibir Kawah Merapi Rusak Dalam acara itu ada sebuah agenda special yakni Pengikraran Kaul Prasetya atau pelantikan sebagai Bruder, yakni dua orang Bruder John Baptista Ganti dan Bruder Robertus Kosmas Lanangona. Agenda dipimpin oleh pimpinan Umum Bruder Karitas FC pusat, yakni Bruder Rene Stockman. Agenda diawali dengan Misa Syukur 90 tahun dan dilanjutkan Kaul Kekal, serta ramah tamah yang diisi pentas seni dari para siswa Don Bosco dan Dena Upakara. “Harapan kami kerjasama antar sekolah dari 1 yayasan pendidikan yang meliputi umum dan anak berkebutuhan khusus ini bisa semakin berkembang dan bermanfaat sebaik-baiknya untuk masyarakat,” tutur Agnes Siti Saptaningsih. Sejarah singkat Bruder Karitas diawali oleh kiprah dari 5 orang misionari Bruder Karitas asal Belanda yang tiba di Purworejo yang melihat bahwa di kala itu banyak anak-anak berkebutuhan khusus yang kurang mendapat perhatian di bidang pendidikan. Akhirnya di Wonosobo dibangunlah sebuah sekolah khusus untuk anak-anak tuli dan kini berkembang menjadi dua sekolah. “Pertama kali bruder-bruder datang ke Indonesia, awalnya dibangun Dena Upakara di tahun 1930 dan memang dicampur antara anak laki-laki dan perempuan, lalu dipisah dan didirikan bangunan baru pada tahun 1950,” tutur salah satu eks pengajar, Bruder Philips yang berasal dari Lembata. Bruder Philips yang sejak 2016 mengajar di Jogjakarta menyebut bahwa 90 tahun adalah refleksi bahwa saat ini tantangan semakin besar tantangan untuk menjadi jadi bruder karitas amatalah besar. Jumlah calon Bruder yang mendaftar kini setiap tahun berkurang, khususnya dalam 10 tahun terakhir. “Masih ada panggilan tapi mungkin sedikit sekali, contohnya di hari ini ada dua orang yang mengikuti ikrar kaul kekal. Semoga dengan umur 90 tahun ini bisa semakin membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia,” pungkasnya. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: