Upacara Tawur Kesanga Umat Hindu di Magelang hanya Diikuti 50 Orang
MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Ritual rutin Upacara Tawur Agung Kesanga oleh umat Hindu di wilayah Magelang, yang diadakan di Pura Bhuana komplek Akademi Militer Magelang menjelang hari raya Nyepi, tahun ini dilaksanakan berbeda dengan tahun sebelumnya. Prosesi keagamaan tersebut hanya diikuti umat dengan jumlah terbatas. Tawur Kesanga inipun dilaksanakan khusus untuk berdoa agar Covid-19 segera hilang dari bumi Indonesia. \"Tawur Kesanga tahun ini kita lakukan dalam jumlah terbatas dan khusus berdoa agar Covid-19 segera bisa diatasi dan hilang dari bumi Indonesia,\" ucap Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Magelang, I Gede Suarti, Selasa (24/3). I Gede Suarti menyampaikan, jika dalam situasi normal, biasanya umat Hindu yang mengikuti tawur Kesanga ada sekitar 1.000 orang, kali ini hanya 50 orang yang merupakan tokoh-tokoh penting saja. Untuk duduk pun mereka juga diatur, tidak boleh berdekatan. Menurut Gede, Tawur Kesanga bagi umat Hindu merupakan ritual yang wajib dilaksanakan menjelang hari raya Nyepi. Namun karena situasi saat ini yang berbarengan dengan pandemi Covid-19, maka dilaksanakan sesuai dengan imbauan pemerintah agar tidak mengadakan kegiatan yang sifatnya mengundang kerumunan orang. \"Yang terpenting untuk turut ikut mencegah merebaknya wabah Corona. Ini upaya ritual kami agar pandemi ini segera berlalu,\" ujarnya. Baca juga KBM di Rumah Diperpanjang Sampai 11 April 2020 Secara teknis, sebelum umat memasuki tempat persembahyangan, mereka tetap harus mengikuti prosedur yang berlaku. Seperti cuci tangan dengan hand sanitizer dan pemeriksaan suhu tubuh. Gede menjelaskan, sembahyang Tawur Agung yang dipimpin Pinandita I Wayan Kadek tersebut, mempunyai makna untuk menjaga keharmonisan antara Buana Agung (alam semesta) dengan Buana Alit (umat manusia). Adapun prosesi sebelumnya, umat Hindu di Kota dan Kabupaten Magelang, pada Minggu (22/3) kemarin telah melaksanakan upacara Melasti (penyucian diri). Penyucian diri ini juga bertujuan agar alam raya beserta isinya di dunia iniĀ terjaga kelestariannya dan dijauhkan dari segala malapetaka. Usai melaksanakan tawur Agung Kesanga, selanjutnya umat Hindu juga wajib melaksanakan Catur Berata (empat pantangan) pada saat Nyepi, Rabu (25/3). Empat pantangan itu antara lain, amati geni (berpantang menyalakan api), amati karya (menghentikan aktivitas kerja), amati lelanguan (menghentikan kesenangan) dan amati lelungaan (berpantang berpergian). Dalam kesenyapan hari suci Nyepi itu, umat Hindhu melaksanakan mawas diri, menyatukan pikiran, serta menyatukan cipta, rasa, dan karsa, menuju penemuan hakikat keberadaan diri dan inti sari kehidupan semesta. Yaitu melaksanakan berata penyepian upawasa (tidak makan dan minum), mona berata (tidak berkomunikasi), dan jagra (tidak tidur).(cha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: