Usung Budidaya Klanceng Intensif, Mahasiswi UMP Lolos Seleksi ASEAN Youth Summit 2020
MAGELANGEKSPRES.COM,SEORANG mahasiswi semester VIII Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) bernama Mega Yunita Puspitasari akan mewakili Purworejo sekaligus Indonesia dalam ajang ASEAN Youth Summit 2020 di Singapore pada 1-4 April 2020 mendatang. Prestasi itu diraih setelah ia dinyatakan lolos seleksi mengusung konsep tentang Budidaya Klanceng Intensif (Bucin). Semula ini tidak menyangka akan lolos. Sebab, dalam seleksi harus bersaing dengan banyak peserta dari Sabang hingga Merauke. bahkan dari kampus-kampus besar seperti UI, UGM, Unnes, dan lainnya.“Ternyata saya lolos. Saya terpilih, setelah lolos seleksi berkas dan wawancara pada bulan Januari lalu,” kata Mega saat dikonfirmasi, Rabu (12/2). Dari seleksi peserta se-Indonesia tersebut, diambil 45 orang terbaik dan Mega menjadi salah satunya. Selanjutnya, dari 45 orang ini saat ini sedang dilakukan uji publik dengan pengiriman serta penilaian esai, serta vote di instagram. Tahapan ini untuk menentukan lima hingga 10 orang terbaik yang akan mendapatkan pembiayaan penuh, pembiayaan sebagian, ataupun pembiayaan mandiri. “Kalau bisa dapat fully funded (pembiayaan penuh) kan bisa jadi kebanggaan tersendiri. Diambil 5-10 orang terbaik untuk fully funded. Nah dari 45 orang itu, yang dari Purworejo hanya ada satu orang saja, saya,” sebutnya. Dalam ajang ASEAN Youth Summit 2020 tersebut banyak kegiatan yang akan dilaksanakan. Antara lain digelar award, sehingga para peserta harus mempresentasikan konsep yang diusungnya untuk dipilih yang terbaik untuk beberapa kategori. Selain itu, para peserta juga akan diberikan pelatihan untuk pemberdayaan manusia skala internasional, pelatihan kepemimpinan, dan lainnya. Mega yang tercatat sebagai warga Winong, Kecamatan Kemiri, Purworejo ini mengusung konsep Bucin, karena konsep dari ASEAN Youth Summit adalah apa yang sudah dilakukan atau kontribusi yang sudah diaplikasikan oleh peserta. Pemilihan konsep Bucin sendiri, tutur Mega, karena merupakan kegiatan yang telah ia laksanakan dalam Program Hibah Bina Desa (PHBD) 2018 dan Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) 2019.“Bermodalkan itu, saya bikin essai dengan konsep budidaya klanceng itu. Ini sesuai dengan tema yang diangkat, yakni tentang isu-isu strategis nasional terkait peningkatan infrastruktur dan sumber daya manusia,” jelasnya. Kegiatan budidaya klanceng intensif yang dilaksanakan pada PHBD dan KBMI tersebut, lanjut Mega, dilatarbelakangi upaya untuk mengatasi kerawanan longsor di wilayah rawan dan telah diterapkan di Desa Jelok, Kecamatan Kaligesing. Dalam kegiatan ini, dilakukan penanaman pohon murbei untuk mengatasi kerawanan longsor, sekaligus bunga dari tanaman ini merupakan sumber pakan untuk budidaya lebah klanceng. Selain itu juga terdapat pelatihan bagi masyarakat untuk peningkatan sumber daya manusia.“Harapannya setelah saya ikut di Singapore, bisa presentasi dan cerita banyak hal, konsep ini tidak hanya solusi untuk Desa Jelok tapi juga sulusi bagi daerah-daerah yang rawan longsor lainnya, entah di Purworejo maupun daerah lain. Jadi bisa diduplikasi, karena konsepnya gampang, dan ada income yang masuk juga untuk daerah yang diaplikasikan kegiatan itu (dari produk budidaya klanceng),” kata gadis kelahiran 24 Juni 1995 ini. Dengan keikutsertaanya dalam ASEAN Youth Summit 2020, Mega juga berharap sekaligus bisa mengangkat potensi Purworejo.“Bahwa Purworejo juga punya potensi dan SDM yang luar biasa,” ujarnya. (top)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: