Dukung Gerakan Ini, Sekolah di Purworejo Diajak Kenalkan Wisata Lokal kepada Siswanya
![Dukung Gerakan Ini, Sekolah di Purworejo Diajak Kenalkan Wisata Lokal kepada Siswanya](https://magelangekspres.disway.id/upload/1f303bd7450763fa0962f5d10596b116.jpg)
KUNJUNGI MUSEUM. Museum Tosan Aji menjadi salah satu alternatif wisata lokal edukatif yang dapat dikunjungi siswa. (Foto: eko sutopo)-eko sutopo - Purworejo Ekspres-magelang ekspres
PURWOREJO - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo mengajak sekolah-sekolah untuk dapat membawa peserta didiknya berkunjung, mengenal, dan mengerti wisata lokal Purworejo.
Ajakan itu dilakukan untuk menindaklanjuti gerakan Tresno Purworejo Larisi Purworejo yang digalakkan oleh Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM sejak 4 Mei 2021 lalu.
Kepala Dindikbud Purworejo, Wasit Diono, saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa dalam Surat Edaran Bupati Purworejo bernomor 512.1/3.751 tentang Gerakan Tresno Purworejo Larisi Purworejo itu, tertuang kebijakan peduli beras petani Purworejo, peduli makanan lokal, peduli batik Purworejo, peduli wisata lokal Purworejo, peduli kerajinan lokal Purworejo, dan peduli pasar Purworejo.
Ajakan menyukseskan gerakan Tresno Purworejo Larisi Purworejo ditujukan bagi semua ASN/CaIon ASN, karyawan BUMD, kepala kelurahan/desa beserta perangkat, dan sekolah dan masyarakat umum.
Dalam surat edaran Bupati Purworejo yang lain dengan nomor 512.1/7.908/2021 tertanggal 27 Oktober 2021 tentang Pelaksanaan Gerakan Tresno Purworejo Larisi Purworejo, disebutkan bahwa untuk mengoptimalkan pelaksanaan Gerakan Tresno Purworejo Larisi Purworejo, Perangkat Daerah/Instansi Vertikal/BUMN/BUMD dan Siswa SD/SLTP/SLTA wajib melaksanakan kegiatan minimal 1 (satu) kali setiap tahun di lokasi wisata lokal Purworejo.
Sejumlah elemen itu diharapkan dapat memanfaatkan produk kerajinan lokal Purworejo pada kegiatan kantor maupun pribadi.
"Menindaklanjuti itu, kita mengajak para kepala sekolah untuk bisa membawa anak-anak didiknya mengenal dan mengerti wisata lokal Purworejo. Karena kalau sudah tahu dan melihat tentunya mereka jadi tau tentang wisata Purworejo, berapa jumlah wisata Purworejo, maka menjadi semakin mencintai potensi Purworejo," sebutnya, Senin (6/6).
Menurutnya, jika para siswa sudah mengetahui potensi Purworejo, mereka akan tahu bahwa potensi di Purworejo tidak kalah dengan daerah lain. Dengan demikian, anak-anak akan memiliki kebanggaan terhadap daerahnya.
"Jadi kita bareng-bareng mengenalkan Purworejo ke masyarakat yang lebih luas. Dan ini sudah banyak dari orang- orang luar bahkan perantau yang lama diluar kota untuk masuk purworejo saja sudah pangling, seperti di alun-alun banyak yang datang langsung selfi, lalu Art Center masuk tosan Aji dan ini juga bisa menjadi wisata edukasi bagi anak- anak, contoh kita punya bedug terbesar di dunia yang ada di masjid Agung Darul Muttaqin, Tosan Aji juga di sana bisa melihat berbagai kerajinan dan koleksi benda- benda pusaka bersejarah, dan ini perlu dilestarikan, anak- anak kan tidak tau bila tidak diajak melihat kesana," jelasnya.
Soal pelaksanaanya, lanjutnya, jangan sampai memberatkan sekolah atau wali murid. Karena itu, perlu disiasati dengan cara yang mudah, mengingat satu sekolah dengan sekolah lain pasti akan beda kondisi dan keadaannya.
"Bila mudah mungkin dengan pemandu wisata atau datang sendiri ke lokasi wisata, apalagi tiket ke wisata lokal Purworejo seperti di Tosan Aji itu murah, dan biaya transportasi bisa ditanggung oleh pihak sekolah. Maksud kami kepala sekolah bisa mendesain, mungkin malah transportasinya sekalian bareng orang tua wali dengan motoran bareng itu juga lebih irit sampai kesana. Malah yang ikut piknik jadi orang tuanya ya juga dengan anaknya. Kulinernya juga ada disini, mau bawa sendiri dari rumah juga boleh dan tidak masalah dan jangan memberatkan tapi yang jelas saya ingin ditanamkan cinta Purworejo mulai dari TK dan SD, itu dimulai dari sini," ungkapnya.
Lebih lanjut pihaknya mengimbau kepada sekolah agar memilih lokasi yang tingkat kerawanannya dapat diminimalisasi sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran orang tua.
“Misalnya kita punya icon yaitu alun-alun yang dekat dengan destinasi lain seperti bedug, Art Center, juga kantor dinas bupati, dimana kantor bupati pun boleh untuk dikunjungi hanya saja sebelumnya bisa koordinasi dengan dinas agar bisa diberikan akses atau izin untuk melakukan kunjungan itu," tandasnya.
Terpisah, Wakil Komisi 4 DPRD Purworejo, Muhammad Abdullah, mengaku sepakat terhadap kebijakan yang dicetuskan Dindikbud tersebut. Menurutnya, bebijakan tentang ajakan itu sebetulnya telah menjadi pembahasan dinas bersama DPRD sejak lama dengan harapan masyarakat Purworejo memiliki kepedulian dan kecintaan terhadap produk lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: purworejo ekspres