Ketua DPRD Wonosobo: Kondisi Jembatan Perlu Perhatian

Ketua DPRD Wonosobo: Kondisi Jembatan Perlu Perhatian

TAKZIAH. Ketua DPR D Eko Prasetyo HW sat takziah dan memberikan bantuan kepada korban jembatan ambrol di Dusun Gentan Kelurahan Kalikajar.-magelang ekspres-magelang ekspres

WONOSOBO - Pemkab Wonosobo harus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Salah satunya mempermudah akses jalan dan jembatan kepada masyarakat, untuk menggerakkan sektor ekonomi.

"Selama ini aspirasi dan juga masukan dari masyarakat tertuju pada minimnya infrastruktur jalan, padahal kondisi jembatan di Wonosobo juga perlu perhatian," ungkap Ketua DPRD Wonosobo, Eko Prasetyo HW.

Menurutnya, berkaca dari ambrol nya jembatan bambu di atas Sungai Galuh yang menghubungkan Kalikajar dan Sindupaten Kertek, akhirnya terkuak banyak kondisi jembatan baik di desa kecamatan maupun kabupaten masih belum layak.

"Setelah kejadian itu, kami menerima laporan banyak jembatan yang juga rusak, dan itu butuh perhatian pemkab," tandasnya.

Dijelaskan, dari informasi pihak DPUPR,  untuk jembatan di tingkat desa menjadi tanggungjawab pemerintah desa, sedangkan untuk kabupaten akan di garap DPUPR.

"Namun untuk konsultasi pembangunan agar awet dan kuat bisa meminta bantuan ke DPUPR," katanya.

Pihaknya berharap kejadian ambrolnya jembatan di Dusun Klilin Sindupaten yang mengakibatkan 5 perempuan luka dan 1 orang meninggal dunia tidak perlu terjadi lagi.

"Kasus serupa tidak perlu terjadi lagi. Maka kondisi jembatan harus diperhatikan," katanya.

Pemkab Wonosobo memastikan tidak akan membangun jembatan diatas Sungai Galuh yang ambrol dan menimbulkan korban jiwa 1 orang warga Dusun Gentan Kalikajar itu. Namun akan memperbaiki jembatan lama yang rusak.

Sementara itu, Camat Kalikajar, Subagyo Agus membenarkan bahwa dari hasil koordinasi dengan pihak pemerintah kelurahan, masyarakat dan jajaran forkopimda, sepakat bahwa pembangunan jembatan penghubung antara desa Sindupaten Kertek dengan Dusun Gentan Kalikajar akan difokuskan pada jembatan lama yang rusak.

“Dulu pernah dibangun jembatan permanen, tapi karena karena sisi jembatan tergerus dan rusak, serta tidak bisa dilewati, kemudian warga berinisiasi pembuatan jembatan darurat dari bambu,” bebernya.

Jembatan darurat dari bambu dibuat oleh warga di tempat lain yang jaraknya tidak terlalu lebar. Diduga jembatan bambu yang dibuat warga rapuh dan ambrol saat dilalui. Sejatinya warga akan melakukan perbaikan terhadap jembatan bambu itu, akan tetapi menunggu waktu yang tepat.

“Belum sempat diperbaiki, justru sudah ambrol dan menimbulkan korban, kita berharap kedepan hal seperti ini tidak perlu terjadi lagi,” katanya.(gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com