Dongkrak Produktivitas Padi, Petani di Purworejo Diedukasi Pengendalian OTP

Dongkrak Produktivitas Padi, Petani di Purworejo Diedukasi Pengendalian OTP

BIMTEK. Puluhan perwakilan kelompok tani serta penyuluh dan pendamping pertanian Kabupaten Purworejo mengikuti Bimtek Pengendalian Hama dan Penyakit di Ganesha Convention Hall Purworejo, kemarin. (foto: eko sutopo/purworejo ekspres)-Komisi IV DPR RI dan Kementerian Pertanian-Purworejo Ekspres

PURWOREJO - Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada tanaman padi menjadi faktor utama untuk mendongkrak produktivitas padi. Salah satu OTP yang dinilai cukup mengkhawatirkan adalah hama Wereng karena dapat menyebabkan gagal panen (Puso). Selain hama, anomali cuaca yang terjadi di Kabupaten PURWOREJO saat ini juga dapat memperparah kerusakan tanaman padi.

Hal itu mengemuka dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Produktivitas Padi dengan Mengintensifkan Pengendalian Hama dan Penyakit yang digelar oleh Komisi IV DPR RI dan Kementerian Pertanian di Ganesha Convention Hall PURWOREJO, Jumat (17/6). Bimtek diikuti seratusan peserta  dari unsur perwakilan kelompok tani millennial binaan graVITAsi, serta penyuluh dan pendamping pertanian Kabupaten PURWOREJO.

Hadir langsung Anggota Komisi IV DPR RI Dapil Jateng VI dari Fraksi PDI Perjuangan, Vita Ervina SE MBA, Kepala Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH) Kementan, Warjito, serta Kepala Bidang Prasarana dan Penyuluhan Pertanian DKPP PURWOREJO, Eko Anang.

Eko Anang saat dikonfirmasi menyebut, peningkatan produktivitas padi dapat dilakukan melalui dengan penguatan teknologi, di antaranya penggunaan bibit unggul, penggunaan pukuk organik, penggunaan sistem tanam jajar legowo (Jarwo), dan teknologi lain.

"Disamping itu, pengendalian OPT itu juga merupakan faktor yang sangat menentukan terkait dengan upaya produksi, yang sekarang ini materinya akan disampaikan dalam Bimtek dengan narasumber pakar-pakar dari UGM, dan dari provinsi Jateng memberikan pengertian-pengertian maupun motivasi terkait dengan upaya untuk melakukan peningkatan produksi," sebutnya.

Menurutnya, OPT yang cukup mengkhawatirkan saat ini adalah hama Wereng. Begitu ada serangan hama wereng dan tidak segera diatasi, maka hama akan menyebar dengan cepat dan berskala luas hingga tanaman padi mengalami Puso.

"Untuk penanggulangan hama itu adalah pengamatan sedini mungkin itu merupakan kunci utama, baru ada gejala serangan sudah kita antisipasi untuk pengendaliannya," terangnya.

Selain itu, lanjutnya, anomali iklim yang baru saja terjadi dengan adanya hujan deras disertai angin kencang menimbulkan tanaman padi rusak di Kecamatan Ngombol dan Purwodadi. Hampir seluas 2200 hektar tanaman padi rusak dan sudah dilaporkan oleh pihak DKPP PURWOREJO kepada Kementan.

"Pada Sabtu (11/6) kemarin dari Kementan sudah meninjau lapangan, cek lokasi. Lalu dalam rangka mengurangi dampak kerugian yang besar dari petani, maka dari Kementerian memberi bantuan pompa air sebanyak 20 unit, itu untuk pengamanan tanaman yang masih hijau namun roboh, itu dengan cara menyedot air yang tergenang, otomatis akan mengurangi dampak dari genangan air," jelasnya.

Sementara itu, Vita Ervina mengungkapkan bahwa Bimtek kali ini merupakan manivestasi dari kepedulian DPR RI terhadap produktivitas padi.

"Terkait dengan produktivitas dengan pengendalian hama dan penyakit, terutama di PURWOREJO yang rawan banjir, sehingga iklim tersebut akan meningkatkan OPT, sehingga ini perlu kita mitigasi, sehingga profuktivitas pangan kita tidak terganggu dan tetap terjaga," ungkapnya.

Selain Bimtek, pada kesempatan itu Vita juga memberikan bibit unggul kepada beberapa kelompok tani yang ada di PURWOREJO. Pihaknya juga senantiasa akan selalu menerima aspirasi dari masyarakat khususnya petani jika terjadi permasalahan pada sektor pertanian.

"Kita ada bantuan bibit yang bermutu tinggi, kemudian kita juga ada bantuan Alsistan (alat dan mesin pertanian) untuk mendukung pertanian. Jika ada laporan kami juga akan langsung kita bantu turun," tandasnya.

Warjito menambahkan, program kerja Kementan pada tahun 2022 ini adalah pemulihan ekonomi dengan peningkatan ketersediaan akses dan kualitas konsumsi pangan. Bantuan benih padi dan Alsistan juga terus diberikan oleh Kementan kepada petani di seluruh Indonesia. Secara nasional, kementan juga menargetkan produksi komoditas padi sebanyak 55,20 juta ton pada tahun 2022. (top)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: anggota komisi iv dpr ri dapil jateng vi dari fraksi pdi perjuangan