Rodanya Mas Bagia Berhasil Dirikan Balai RW VI Cacaban
AKTIF. Meski pembangunan Balai RW VI Cacaban belum sepenuhnya rampung, namun warga sudah menggunakannya untuk berbagai kegiatan, salah satunya urun rembug.(foto-foto : dok prokompim kota magelang)-prokompim kota magelang-magelang ekspres
KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Budaya gotong-royong yang masih kental ditambah sokongan anggaran dari Pemkot MAGELANG, sukses membuat Kampung Jambon Tempel Sari, RW IV, Kelurahan Cacaban, Kecamatan MAGELANG Tengah memiliki Balai RW yang megah. Bangunan dua lantai di atas lahan milik Pemkot MAGELANG tersebut mulai dimanfaatkan warga satu kampung sebagai sarana diskusi, musyawarah RW, Posyandu, lansia, tempat belajar anak-anak hingga kegiatan khusus.
Balai RW yang berada di dekat aliran Kali Bening itu kini sudah berdiri lengkap dengan tembok sekelilingnya. Warga setempat pun bersyukur karena pembangunan Balai RW sudah menjadi impian sejak lama. Hingga pada tahun 2022 ini, impian mereka terwujud berkat program Pemberdayaan Masyarakat Maju Sehat dan Bahagia (Rodanya Mas Bagia).
”Sudah lama kami memimpikan punya balai RW yang luas, layak, dan bisa dijadikan sarana prasarana warga untuk berbaur. Sekarang Alhamdulillah sudah punya (balai RW),” kata Roslan (72) warga RW VI Kampung Jambon Tempel Sari, Minggu (18/9).
Meskipun bangunan itu belum sepenuhnya selesai dan belum diresmikan, namun tampaknya warga sudah tidak sabar untuk menggunakannya. Tak heran jika kegiatan-kegiatan kemasyarakatan sudah marak diadakan di sana.
”Warga cukup gembira, karena tadinya bangunan ini los tidak ada dindingnya. Kalau hujan 'tempiyas' kalau kena angin ya sering berantakan. Berkat Rodanya Mas Bagia, sekarang gedung ini berfungsi kembali dan lebih megah dari sebelumnya,” katanya.
Dia berharap, selain dijadikan tempat musyawarah RW, gedung Balai RW VI juga dapat dimanfaatkan untuk hajatan warga. Mengingat, tidak sedikit warga RW VI yang tinggal di gang-gang sempit dan tidak memiliki halaman rumah yang cukup luas.
”Bisa dimanfaatkan warga yang tidak punya teras, buat hajatan. Gedung ini sangat layak menurut saya,” ucapnya.
Ketua RW VI Kelurahan Cacaban, Slamet Walgiman menuturkan, ada 8 RT di RW VI Kelurahan Cacaban. Sebelumnya, ia menyosialisasikan kepada warga agar memanfaatkan Rodanya Mas Bagia dengan besaran masing-masing RT Rp30 juta per tahun 2022.
”Kami di 8 RT ini sepakat menggunakan sebagian dari program Rodanya Mas Bagia untuk melanjutkan pembangunan balai RW. Kami sudah merintis pembangunan balai RW secara swadaya sejak tahun 2014 dari hasil jimpitan, senilai Rp1.000 per hari per keluarga,” ujarnya.
Pada tahun 2017, iuran warga itu terkumpul dan digunakan untuk pembangunan lantai dan atap. Namun, saat terjadi pandemi Covid-19, iuran warga ini pun dihentikan.
”Iuran warga mandek, karena banyak yang mengalami kesulitan ekonomi. Sementara kami gunakan masjid untuk rembug warga karena gedung balai RW belum jadi,” tuturnya.
Namun, harapan pembangunan balai RW dilanjutkan, muncul kembali setelah Pemkot MAGELANG meluncurkan Rodanya Mas Bagia tahun ini. Rodanya Mas Bagia merupakan salah satu dari sembilan Program Unggulan Walikota dr Muchamad Nur Aziz dan Wakil Walikota MAGELANG, M Mansyur. Pemkot MAGELANG memberi anggaran Rp30 juta per RT melalui rencana kerja masyarakat (RKM) masing-masing RT di Kota MAGELANG.
“Dana tersebut bisa digunakan untuk keperluan RT, termasuk membangun balai RW. Tentunya kami sangat senang. Cita-cita warga yang sempat terhenti, akan diteruskan. Dan syukurnya lagi, kita tidak perlu iuran, karena sudah ditanggung pemerintah biayanya,” ujar Slamet Walgiman.
Slamet yang juga Ketua Pelaksana Kelompok Masyarakat (Pokmas) Cacaban 2 menjelaskan, ke-8 RT yang ada di RW VI sepakat mengumpulkan masing-masing Rp15 juta dari dana Rodanya Mas Bagia untuk melanjutkan pembangunan balai RW. Anggaran Rp120 juta tersebut digunakan warga untuk membangun dinding lengkap serta memotong lantai dan atap balai RW yang melebihi sempadan Kali Bening.
”Bangunan lama atapnya masuk ke aliran Kali Bening, sehingga kami harus memotongnya. Ini juga jadi pemberian pemahaman kepada warga supaya lebih tertib, membuat bangunan tidak boleh melampaui garis batas, apalagi sampai masuk Kali Bening,” ujarnya.
Ia menuturkan, pembangunan balai RW dimulai 14 Juli 2022 dan saat ini sudah selesai. Tinggal sentuhan akhir dan kelengkapan peralatan di dalamnya guna menunjang pemanfaatan gedung tersebut. ”Tinggal kurang keramik lantai dan cat dinding dalam,” jelasnya.
Slamet menambahkan, tidak semua pekerjaan pembangunan balai RW ditangani para tukang yang ada di sana. Untuk mempercepat pembangunan, setiap hari libur, warga secara sukarela bekerja bakti, gotong-royong membantu para tukang menyelesaikan pembangunan.
”Kalau hari libur kerja bakti warga di sini. Jadi tidak semua dibebankan ke tukang. Gotong-royong ini tentunya akan memangkas waktu pembangunan dan kita juga bisa mengawasi secara langsung, pekerjaan ini sudah sesuai atau belum,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Pokmas 2 Cacaban, Hilman Afthoni mengungkapkan proses penggunaan anggaran Rodanya Mas Bagia untuk pembangunan balai RW sudah disetujui Pemkot MAGELANG melalui RKM. ”Semua RT kompak mendukung pembangunan Balai RW,” katanya.
Menurutnya, pembangunan Balai RW sangat urgen bagi masyarakat RW VI Cacaban. Terlebih di era kepemimpinan Walikota MAGELANG dr Muchamad Nur Aziz yang seringkali menginginkan ‘urun rembug’ warga kalangan bawah sebelum mengeluarkan kebijakan.
“Tempat ini bisa dijadikan urun rembug warga, belajar anak-anak, Posyandu, lansia, PKK, hingga hajatan. Program Rodanya Mas Bagia mendukung apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, termasuk memenuhi sarana prasarana yang dibutuhkan masyarakat, seperti yang dilakukan RW VI ini,” katanya.
Untuk diketahui, substansi Rodanya Mas Bagia merupakan program Pemkot MAGELANG yang bertujuan mewujudkan kemandirian masyarakat. Adanya program ini diharapkan membangkitkan budaya gotong-royong masyarakat perkotaan, yang selama ini terus tergerus. (prokompim/kotamgl/des)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelangekspres.com