Waspadai Cuaca Ekstrem Selama Tiga Hari ke Depan di Magelang

Edi Wasono, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang( foto : suma maulida/magelang ekspres)--Magelangekspres.com
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Memasuki bulan penghujan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Selama tiga hari kedepan, 3-5 Oktober 2022 beberapa wilayah di Jawa Tengah diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat dan angin kencang. Kabupaten Magelang diramalkan mengalami cuaca ekstrem tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edi Wasono menjelaskan saat ini, pihaknya telah mengeluarkan surat imbauan kepada pemangku wilayah di 21 kecamatan di Kabupaten Magelang.
“BPBD mengeluarkan surat imbauan khususnya kepada camat agar informasi ini disampaikan ke kepala desa, baik tokoh masyarakat, tokoh agama atau pemuka masyarakat,” katanya saat ditemui di kantornya, Senin, 3 Oktober 2022.
Ia menambahkan, surat imbauan berisi peringatan kepada masyarakat untuk tetap hati-hati dan waspada memasuki bulan Oktober-November, terutama selama tiga hari ke depan.
Akibat dari hujan intensitas sedang hingga lebat, lanjutnya, berpotensi menimbulkan angin kencang, tanah longsor, dan banjir.
Saat ini BPBD memfokuskan perhatian wilayah potensi sedang hingga tinggi, terutama sekitar lereng Gunung Merapi l. Apalagi Gunung Merapi masih berada dalam status siaga level tiga.
Selain itu, daerah rawan bencana tanah longsor disertai angin kencang juga dipetakan di kawasan Salaman, Kajoran, Kaliangkrik, Windusari, Secang, Ngablak, Sawangan, dan Pakis. Sedangkan daerah dengan potensi angin kencang meliputi Mertoyudan, Salam, dan Muntilan.
Sejauh ini BPBD telah melakukan persiapan berupa logistik, sumber daya manusia, peralatan, dan siaga 24 jam. Dengan begitu, ketika ada laporan dari masyarakat dapat segera ditangani.
Kegiatan monitoring dan penyisiran ke daerah rawan longsor juga terus dilakukan.
Edi berharap masyarakat berperan untuk membentuk Lembaga Penanggulangan Bencana Desa (LPBD). Lembaga ini menjadi garda terdepan ketika penanganan atau mitigasi bencana alam.
“Masyarakat harus selalu mempersiapkan diri, kalau istilah kami ya sadar budaya masyarakat bencana. Karena otomatis kalau sadar pasti selamat. Kan kita tidak bisa memprediksi datangnya bencana,” pungkasnya. (mg2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelangekspres.com