Sempat Vakum, Desa Wisata Ngawen Mulai Digarap Kembali

Sempat Vakum, Desa Wisata Ngawen Mulai Digarap Kembali

DESA WISATA. Setelah vakum beberapa tahun akibat pandemi Covid-19, Desa Wisata Ngawen kini mulai digarap dengan terobosan-terobosan baru. foto: ika zahara/magelang ekspres--

KABUPATEN MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Setelah sempat mati suri, Desa Wisata Ngawen kini mulai hidup kembali. Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang selama ini punya ikon Candi Ngawen, candi Buddha yang menjadi daya tarik wisata budaya dan sejarah.

Tidak hanya itu, Ngawen juga menawarkan keindahan alamnya hingga geliat UMKM yang mulai tumbuh pesat.

Perjalanan Desa Ngawen sebagai destinasi wisata di Kabupaten Magelang tidak berjalan mulus. Pasalnya, warga di desa itu sebelumnya sempat membangun wisata tubing. Sayangnya, debit air di kawasan itu tidak lancar sehingga aliran kali seringkali kering.

Ketua Pengelola Desa Wisata Ngawen, Diah Ristiti mengatakan, sejauh ini yang paling populer di daerahnya adalah UMKM makanan tradisional. Mereka menjajakan makanan khas seperti buntil, jenang, krasikan, wajik, jadah, tempe godhong, telur asin, dan lainnya.

“Pengunjung dapat mencoba cara membuat jajanan tradisional tersebut. Ini kami tawarkan agar pengunjung tahu cara pembuatannya dengan alat yang masih tradisional,” ujarnya, Kamis, 20 Oktober 2022.

Selain kuliner, Desa Ngawen juga memiliki kekayaan nilai sejarah. Di kawasan itu terdapat joglo yang sudah berusia ratusan tahun dan masih berdiri kokoh.

“Di area joglo nanti akan disediakan gamelan dan berfungsinjuga untuk kegiatan pertemuan,” jelasnya.

Demikian halnya dengan sumber daya masyarakat setempat, kata Diah, sejumlah remaja Desa Ngawen kini punya kesibukan berkreasi membuat cindera mata dari limbah doran (pacul) yang dikreasikan menjadi sendok sayur, centong, dan alu. 

"Kita ada masterplan, setelah turun dana dari pemerintah kemarin kita sudah buat jalan usaha tani yang didukung adanya pacuan kuda dan beberapa homestay di persawahan. Kita juga ada outbond atau bumi perkemahan dan akan dibuatkan pendopo untuk gubug baca anak-anak," tutur Ahmad Nurofiq, selaku pengelola dana Desa Wisata Ngawen. 

Dia mengaku sudah bekerja sama dengan desa wisata di Borobudur. Ngawen hingga kini memang masih mencontoh desa-desa wisata di Borobudur, namun tetap mempertahankan karakteristiknya sendiri.

Kepala Bumdes Ngawen, Tri Indarti, berharap Desa Wisata Ngawen kembali hidup dan menjadi desa penyangga, yaitu desa yang berkaitan dengan Borobudur sehingga masyarakat mendapat keuntungan dari kawasan wisata itu. (mg1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: