Rembug Bolo Serayu, Sinergi Selamatkan Kawasan Hulu untuk Ketahanan Pangan dan Energi

Rembug Bolo Serayu, Sinergi Selamatkan Kawasan Hulu untuk Ketahanan Pangan dan Energi

DAS. Pembukaan rembug Bolo Serayu sebagi upaya penyelamatan kawasan DAS hulu sungai Serayu, Bogowonto dan Luk Ulo. (foto : Agus Supriyadi/Wonosobo ekspres)--Magelangekspres.com

WONOSOBO,MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Permasalahan sumber daya air, seperti banjir, kekeringan dan pencemaran menjadi masalah yang jamak terjadi. Sama halnya dengan DAS Bogowonto, Luk Ulo, dan Serayu.

Degradasi kawasan hulu dipicu dengan perubahan iklim dianggap menjadi salah satu penyebab permasalahan sumber daya air.

"Wonosobo di kawasan hulu. Beberapa daerah aliran sungai yang masuk di Wilayah Sungai Strategis Nasional adalah Serayu. Sungai ini tidak dapat sendirian untuk mengatasi persoalan tata kelola sumber daya air, " ungkap Kepala DPUPR Wonosobo yang juga inisiator Rembug Bolo Serayu, Nurudin Ardiyanto.

Rembug Bolo Serayu dihadiri Bappenas, KLHK, Kemenkomarvest, Kanwil ATR/BPN Provinsi Jawa Tengah, dan Akademisi UI. Fasilitatornya dari akademisi Universitas Gadjah Mada. Sedangkan peserta seminar dan workshop terdiri 90 orang tamu undangan terdiri dari Kementerian/Lembaga, Jajaran Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Ada juga perangkat daerah dari 7 kabupaten. Yaitu, Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Purworejo dan Temanggung.  Unsur dari dunia usaha/ lswasta, LSM, perguruan tinggi dan masyaraka juga turut hadir.

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Wonosobo menyadari, upaya perbaikan kondisi hulu Serayu tidak dapat dilakukan sendirian. Perbaikan kondisi hulu Serayu harus menjadi agenda bersama berbagai pihak dan instansi yang terkait.

"Melihat kompleksitas pengelolaan sumber daya air berkelanjutan, khususnya dalam upaya konservasi serta keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemkab, maka perlu disusun strategi pelibatan multi pihak baik internal maupun eksternal, " ucapnya.

Dijelaskan, kolaborasi eksternal dengan organisasi perangkat daerah lain, kolaborasi antar kabupaten hulu sampai hilir sungai, kolaborasi dengan instansi vertikal, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat serta kolaborasi dengan akademisi/perguruan tinggi sangat diperlukan.

"Maka, diperlukan wadah untuk menampung kolaborasi yang selanjutnya diwujudkan dalam Kompak Bolo Serayu, " ucapnya.

Kegiatan ini ditandai dengan dilakukannya seminar dan workshop dalam rangka penyusunan rencana terpadu pengelolaan yang diharapkan dapat menghasilkan MOU Kompak Bolo Serayu.

"Workshop ini diharapkan dapat menjadi tonggak yang mengawali perbaikan kawasan hulu Sungai Serayu dalam sebuah desain besar pembangunan wilayah yang terintegrasi," ujarnya.

Sementara itu, Sekda Wonosobo, One Andang Wardoyo mengatakan, Wonosobo menjadi hulu dari tiga sungai besar, yaitu Serayu, Bogowonto dan Luk Ulo.

"Jika sungai keruh, rusak dan tercemar, maka dampaknya ada di wilayah bawah atau hilir, maka perlu banyak peran sinergi, " katanya.

Menurutnya, Sungai Serayu menyuplai bendungan Jendral Sudirman di Banjarnegara. Sedangkan Bogowonto juga akan menyuplai air ke Bendungan Bener Purworejo. Maka, perlu ada upaya bersama untuk mengurangi atau menekan tingkat kerusakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com