Kesurupan Massal di SMA N 6 Purworejo, Siswa Berteriak Histeris Saat Upacara
SEPI. Suasana sepi SMA N 6 Purworejo setelah para siswanya dipulangkan karena ada kejadian kesurupan massal, kemarin.(foto : Eko Sutopo/Purworejo Ekspres)--Magelangekspres.com
PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES. DISWAY. ID - Kesurupan massal siswa terjadi di SMA N 6 Purworejo. Para siswa berteriak histeris saat sedang mengikuti upacara bendera dalam rangka Hari Santri di sekolah setempat pada Senin 24 Oktober 2022 pagi.
Kepala Sekolah SMA N 6, Sukisno, saat dikonfirmasi menyebut awalnya hanya ada satu siswa yang berteriak histeris pada upacara bendera itu. Namun, kemudian tidak berselang lama hal itu menular ke siswa-siswa lain.
"Waktu selesai pengibaran bendera ada satu anak yang histeris, lalu kok menyebar banyak," kata Sukisno saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 24 Oktober 2022 siang.
Setelah ada kejadian itu, pihak sekolah langsung memutuskan untuk memulangkan para siswa. Sedangkan beberapa siswa yang mengalami kesurupan diberikan treatment (perawatan) sebelum akhirnya juga dipulangkan.
"Kata orang yang tahu treatment seperti itu harus dipisahkan antara yang sehat dan yang mendapat masalah itu, maka kami putuskan upacara kami bubarkan, didampingi wali kelas masing-masing yang sehat kami pulangkan, yang sakit kami beri treatment," terangnya.
Menurutnya, siswa yang berteriak histeris secara massal itu diberikan perawatan oleh sejumlah guru dan karyawan yang ada di sekolah. Kemudian setelah beberapa jam, sekitar 10 siswa yang kesurupan itu berhasil terkondisikan.
"Ya ada guru agama memberikan doa-doa, pokoknya semua berkontribusi untuk menyembuhkan. Tadi paling banyak putri. Yang menyembuhkan semuanya, kami terima kasih pada tim. Semua lapisan baik guru, karyawan, dan siswa membantu anak-anak yang bergejala seperti itu, dan Alhamdulillah tidak banyak (kesurupan) hanya sekitar 10 anak. Pada jam setengah 10 (pagi) bisa terkondisikan semuanya," terangnya.
Bagi Sukisno, kejadian ini adalah pengalaman pertama baginya selama memimpin SMA N 6. Namun, menurut beberapa guru senior, kejadian seperti ini memang pernah terjadi sebelumnya.
"Selama saya disini sejak 2019 belum pernah, baru ini. Tapi ada guru-guru senior mengatakan dulu juga pernah saat saya belum di sini," katanya.
Ke depan, pihaknya berupaya untuk meningkatkan iman dan takwa para siswa dengan menggelar doa bersama dan mujahadah pada waktu-waktu tertentu. Namun begitu, pihaknya juga menduga kejadian ini bisa saja disebabkan oleh banyaknya aktivitas siswa, sehingga siswa mengalami kecapekan.
"Kami akan rapat dengan dewan guru, mungkin saat ini kita sedang diingatkan. Kalau saya katakan itu bukan kesurupan ya, tapi itu akumulasi dari anak berkegiatan, kemudian capek, harus berdiri lama dari upacara bendera. Itu berawal saat kita upacara Hari Santri Nasional, menggunakan pakaian santri, dan sebelumnya ada kegiatan kemah Jumat (21/10) malam," tandasnya. (top)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelangekspres.com