Fenomena Gagal Ginjal Anak Jadi Perhatian Komisi IV DPRD Purworejo

Fenomena Gagal Ginjal Anak Jadi Perhatian Komisi IV DPRD Purworejo

KETERANGAN. Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Purworejo, Rani Sumadyaningrum, memberikan keterangan terkait fenomena obat sirop penyebab gagal ginjal anak saat dikonfirmasi di Gedung B DPRD Purworejo, kemarin. (foto : Eko Sutopo/Purworejo Ekspres)--Magelangekspres.com

PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Fenomena obat sirop penyebab gagal ginjal yang mengakibatkan satu anak di Purworejo meninggal dunia menjadi perhatian Komisi IV DPRD Kabupaten Purworejo.

Sirop penyebab gagal ginjal pada anak tersebut ditengarai mengandung larutan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang berlebih.
Di Kabupaten Purworejo sebelumnya diberitakan bahwa ada 2 kasus gagal ginjal anak dan 1 suspect.

Dari 2 kasus diketahui 1 anak meninggal dunia, sedangkan kasus 1 suspect dinyatakan negatif oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo.
Fasilitas kesehatan untuk perawatan pasien gagal ginjal di Purworejo juga masih minim. Baru ada dua rumah sakit yang memiliki pelayanan untuk cuci darah atau hemodialisis.

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Purworejo, Rani Sumadyaningrum, menyebut saat ini sudah ada 70 produk obat sirop yang diidentifikasi terpapar EG dan DEG berlebih.

Pihaknya pun mengaku akan memberikan perhatian penuh terhadap perkembangan di Purworejo.

"Kemarin kan 5 tapi ini tambah lagi 70 sekian. Dari Dinkes sudah antisipasi ke Apotek dan rumah sakit agar menyimpan dulu (tidak memasarkan obat sirop)," sebutnya saat dikonfirmasi di Gedung B DPRD Purworejo, Senin, 14 November 2022.

Lebih lanjut disampaikan bahwa rumah sakit di Purworejo yang dapat menangani pasien gagal ginjal juga masih sangat sedikit.
Pasien harus dibawa ke rumah sakit di luar kota jika pelayanan hemodialisis rumah sakit Purworejo penuh.

Rumah sakit yang membuka pelayanan hemodialisis di Purworejo yakni RSUD Dr Tjitrowardojo dan RS Amanah Ummat.

"Memang sangat minim sekali karena keterbatasan alat juga. Ada juga yang pinjam pihak ketiga. Iya baru dua, Amanah Ummat baru satu bulan ini," jelasnya.

Keterbatasan pelayanan tersebut, menurut Nonik sapaan akrab Rani, disebabkan oleh mahalnya alat cuci darah.

Bahkan, beberapa alat biasanya hanya pinjam melalui pihak ketiga.
"Karena saking mahal alatnya. Rata-rata tidak terbeli, tapi pinjam," tandasnya. (top)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com