Kisah Pembuat Jajan Brondong di Magelang, Menawarkan Jasa dari Kampung ke Kampung
PEMBUATAN. Klasin dan Riyanto melakukan pencetakan dan pengemasan brondong beras yang telah selesai dibuatnya di Dusun Kalikotes, beberapa waktu lalu.(foto : Heni/magelang ekspres)--Magelangekspres.com
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID-Jajan brondong salah satu cemilan yang fenomenal di jamannya. Makanan ringan yang terbuat dari bahan baku jagung atau beras ini sangat digemari anak-anak pada waktu dulu. Namun, seiring berjalannya waktu makanan ringan ini pun banyak digemari kalangan orang-orang tua. Intip kisah pembuat brondong kini mulai menawarkan jasa.
Banyak bermunculannya makanan ringan membuat jajan brondong mulai ditinggalkan oleh kalangan anak-anak. Para produsen pun banyak yang merugi karena produknya tidak habis terjual. Apalagi biaya produksi yang terus merangkak naik. Klasin (49) salah satu produsen brondong dari Desa Susukan, Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang bersama teman satu desanya Riyanto (55) memiliki inisiatif untuk menawarkan jasa pembuatan brondong dari desa ke desa. "Sekarang kalau memproduksi sendiri resikonya mlempem. Setelah mlempem harus dibuang karena tidak bisa dipanasi lagi,"ujar Klasin di sela-selanya membuat brondong di Dusun Kalikotes Desa Madyocondro Kecamatan Secang Kabupaten Magelang, Sabtu (26/11) lalu.
Klasin memulai usaha pembuatan brondong dari tahun 1998, sejak tahun 2021 ia baru memulai penawaran jasa pembuatan jasa dari desa ke desa. "Baru setahun ini kami mulai jalan ke desa. Antusias warga pun sangat besar. Dalam sehari bisa lebih dari 20 orang yang datang untuk ikut membuat brondong dalam satu kampung,"katanya.
Tarif pembuatan brondong ditawarkannya Rp20.000/kg beras dan gula 3/4 kg, selain itu jika konsumen menginginkan warna menarik dipersilahkan membawa pewarna sendiri. "Kami hanya menawarkan jasa jadi untuk bahan baku baik itu beras dan gula mereka membawa sendiri,"paparnya.
Dengan modal keahlian dan alat-alat yang dibawanya dari rumah, Klasin bersama Riyanto menawarkan jasa pembuatan brondong. Prosesnya sendiri memakan waktu 1 jam untuk 2,5 kg beras dari proses pemanasan dengan alat khusus kemudian pemanasan untuk memberikan rasa dan warna baru melakukan pencetakaan. "Pemanasan pertama memakan waktu setengah jam untuk mengembangkan beras, setelah mengemnang dilakukan pencampuran dengan gula setelahnya langsung dicetak yang dilakukan secepatnya sebelum beras mengeras,"urainya.
Bahan baku yang digunakan selain beras bisa juga menggunakan jagung ataupu beras ketan tergantung selera konsumen.
Salah satu konsumen, Sri (45) warga Dusun Kalikotes mengaku sudah kedua kalinya menggunakan jasa pembuatan brondong. "Kita bisa puas kalau membuat sendiri karena lebih banyak, lagi pula juga jarang juga datang ke sini,"katanya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres