Ketersediaan Beras Melimpah, KTNA-PERHIPTANI-FKP4S Tolak Impor Beras
KTNA-PERHIPTANI-FKP4S kompak Tolak Impor Beras karena cadangan beras yang ada di masyarakat cukup. Foto: Ist--
JAKARTA, MAGELANGEKAPRES.DISWAY.ID - Rencana pemerintah untuk mengimpor beras, dalam rangka memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di Perum Bulog dalam waktu dekat mendapat tanggapan dari berbagai pihak
Saat di temui di ruang kerjanya (1/12) Ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (PERHIPTANI) Fathan Al Rasyid mengatakan Pemerintah tidak perlu impor beras karena cadangan beras yang ada di masyarakat cukup.
“Tidak perlu impor beras, karena sebeneranya barang nya (gabah) ada di tangan petani, yang perlu dilakukan adalah gerakan penyerapan gabah dari petani. Ujar Fathan
“Tidak perlu emosional dalam menghadapi isu ini, cadangan beras di masyarakat cukup, petani dalam rangka ketahanan pangan keluarga punya stok, pedagang pengecer juga punya stok, begitupun penggilingan, sedangkan di Bulog itu kan cuma 5% papar Fathan
“Bulog mungkin kesulitan karena tidak punya pasukan (personil) di tingkat lapangan untuk proses penyerapan gabah nya, dan yang punya adalah Menteri (Kementan), Penyuluh dan kita punya koperasi. DPP Perhiptani sekarang sudah punya koperasi yang salah satu tujuannya adalah untuk membantu pemerintah dalam mencukupi cadangan nasional dan juga untuk komersial lanjutnya.
Jadi kesimpulannya, Kita tidak perlu Impor, yang perlu dipikirkan itu bagaimana kita menjadi negara pengekspor beras selain mencukupi kebutuhan pangan sendiri, kita sebenarnya sudah cukup, sekarang bagaimana memikirkan kita bisa ekspor. Tidak usah buka hutan untuk lahan baru, kalau mau menanam padi di pinggir sungai (sawah terapung) hitung saja berapa banyak kita punya sungai yang bisa di manfaatkan. Tandas Fathan
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Ketua Forum Komunikasi (FK) Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), Andi Burhan Badurahman.
“Tidak Perlu Impor beras, walaupun cadangan beras di Bulog menipis, namun cadangan beras di masyarakat masih banyak” ujar Andi
Solusi nya agar tidak impor adalah dengan menerapkan pertanian presisi dan regeneratif perlu di terapkan tambah Andi
Tanggapan juga dating dari Ketua Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Yadi Sofyan Noor. Dalam keterangan tertulisnya Yadi Sofyan Noor mengatakan’
“Bulog bisa memenuhi gudangnya sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan jika mau membeli Gabah Kering Giling (GKG) atau beras petani dengan harga pasar. kata Yadi Sofyan Noor.
Dari pantauan di lapangan saat ini, Yadi Sofyan Noor mengatakan, rata rata harga beras di penggilingan sebesar Rp 10.300/kg, sementara harga yang ditetapkan Bulog masih diangka Rp 9.700/kg. Harga di penggilingan ditentukan oleh harga gabah di lapangan, rata rata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sudah mencapai harga Rp 5.800/kg.
“Kita sudah sepakat untuk memakai satu sumber data yakni data BPS. Dan data BPS mencatat bahwa produksi beras tahun 2022 mengalami kenaikan. BPS menghitung berdasarkan data dari produksi gabah atau beras secara nasional,” ujar Yadi Sofyan Noor.
Menurut data luas panen dan produksi padi yang dirilis BPS pada Oktober 2022, total luas panen padi 2022 diperkirakan mencapai 10,61 juta hektar atau naik 1,87 persen dari 2021. Dari luas panen tersebut, diperkirakan total produksi padi mencapai 55,67 juta ton gabah, meningkat 2,31 persen dari 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: