Tiga Perguruan Tinggi di Purworejo Berkolaborasi Kembangkan Usaha Kelompok Disabilitas

Tiga Perguruan Tinggi di Purworejo Berkolaborasi Kembangkan Usaha Kelompok Disabilitas

PENDAMPINGAN. Tim PKM dari 3 perguruan tinggi melakukan pendampingan dan bantuan alat produksi terhadap kelompok penyandang disabilitas DPO Restu Abadi Purworejo, kemarin. (foto : Eko Sutopo/Purworejo Ekspres)--Magelangekspres.com

PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Sebuah unit usaha jamur tiram berhasil dikembangkan melalui program pengabdian kepada masyarakat (PKM) kolaborasi 3 perguruan tinggi kepada kelompok penyandang disabilitas DPO Restu Abadi Purworejo.

Adanya pendampingan usaha yang diberikan sejak awal membuat kelompok disabilitas tersebut mampu meningkatkan kapasitas produksi hingga jangkauan pemasaran.

Program pengabdian masyarakat diketuai oleh Dr Hesti Respatiningsih SE MPar (Dosen Manajemen STIE Rajawali Purworejo) dengan anggota Dr Dwi Irawati SE MSi (Dosen Manajemen Universitas Muhammadiyah Purworejo), dan Nurlaila Fatmawati MSi  (Dosen Agroteknologi UMNU Kebumen).

Dr Hesti menyebut, program kemitraan masyarakat ini dalam pelaksanaannya dibantu oleh 6 mahasiswa gabungan dari 3 perguruan tinggi, yakni 2 dari Progi Manajemen STIE Rajawali, 2 dari Prodi Manajemen UMP, dan 2 dari prodi Agorteknologi UMNU Kebumen.

“Metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah dalam pengembangan usaha jamur tiram pada kelompok disabilitas DPO Restu Abadi berdasarkan  kebutuhan dan dan persoalan prioritas,” sebutnya, Minggu 4 Desember 2022.
Adapun persoalan pada aspek produksi jamur tiram diselesaikan dengan cara memberikan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan dalam budidaya jamur tiram yang terstandar secara proses maupun mutu.

"Memberikan pelatihan dan pendampingan pembuatan varian rasa pedas level (dengan memanfaatkan cabe kering dan bumbu) untuk mencapai segmen tambahan, yaitu segmen remaja. Mengadakan penambahan kumbung (2 kumbung) dan baglog (3.500) dilengkapi dengan kompor gas, selang, regulator, alat sterilisasi baglog, dan chopper untuk meningkatkan kapasitas produksi jamur tiram," paparnya.

Menurutnya, menjadi penyandang disabilitas tidak membuat seseorang menjadi anggota masyarakat yang kurang fungsional.

"Dengan memberikan kesempatan yang sama dan rasa hormat yang sesuai, akan bisa menumbuhkan rasa percaya diri  dan sikap positif pada kaum penyandang disabilitas bahwa meskipun memiliki keterbatasan fisik (kecacatan), penyandang disabilitas masih bisa memiliki kemampuan dan fokus untuk mengembangkan bakat dan potensinya," ungkapnya.

Pihaknya berharap, Tim PKM kolaborasi 3 perguruan tinggi ini dapat turut berkontribusi meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan kesempatan kerja bagi para penyandang disabilitas.

“Sehingga tujuan pembangunan desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan dapat tercapai,” tandasnya.

Dwi Irawati sebagai anggota tim pelaksana program menjelaskan bahwa persoalan dalam aspek SDM diselesaikan dengan melakukan penyuluhan dan pendampingan implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di tempat kerja atau tempat produksi. SOP-K3 harus dipahami dan dilaksanakan oleh semua anggota.

“SOP direncanakan ditempel di area kerja/tempat produksi Pendampingan dalam perbaikan pengeloaan SDM dalam hal penyusunan rencana dan target kerja,” jelasnya.

Pembagian tim kerja berdasarkan kompetensi dan kemampuan fisik penyandang disabilitas, Perbaikan pengelolaan keuangan, Pemantauan dan Evaluasi kinerja.

Pada aspek legalitas usaha, tim PKM melakukan upaya memberikan penyuluhan tentang perizinan berusaha dan melakukan pendampingan dalam pengurusan izin berusaha (NIB dan P-IRT).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com