Sukses Kembangkan Usaha Peternakan, Dua Alumni Polbangtan Kementan Sulut Semangat Wirausaha
Dua alumni Polbangtan YoMa tahun 2022 Sulut Semangat Wirausaha mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang (Polbangtan YoMa) Kementan pada acara Seminar Kewirausahaan di Aula Polbangtan YoMa (24/12).--
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Wirausahawan muda Fani Nurul Aini dan Fatich Rachmad Dani menyulut semangat mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang (Polbangtan YoMa) Kementan untuk berwirausaha sejak dini. Mereka menyebutkan sector pertanian menyediakan ruang yang terbuka bagi wirausahawan untuk menghasilkan keuntungan.
Jebolan Polbangtan YoMa tahun 2022 ini merintis usaha Susu Peternakan sejak menjadi mahasiswa semester 3. Dengan modal 200 ribu rupiah, mereka bisa mengembangkan bisnis susu sapi pasteurisasinya hingga saat ini.
Melalui proses yang tidak mudah, mereka terus berinovasi mengikuti perkembangan pasar. Mulai dari berjualan door to door ke asrama mahasiswa, kini Duo Wirausahawan ini memiliki 2 outlet, sekaligus mengembangkan Rumah Agribisnis Polbangtan YoMa.
Menurut mereka, wirausaha menjadi pilihan tepat bagi milenial. Terlebih di era Revolusi Industri ke-4, konvergensi berbagai teknologi digital ke dalam sistem fisik siber, seperti kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin, Internet-of-Things (IoT), komputasi awan, big data, blockchain, dan cobotik menimbulkan risiko bagi sejumlah pekerjaan.
Kemungkinan hilangnya pekerjaan di beberapa sector dapat ditekan dengan aktivitas kewirausahaan. Tidak hanya untuk penciptaan lapangan kerja, aktivitas kewirausahaan juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dunia jangka panjang. Di sinilah peran penting wirausaha dalam perekonomian dunia.
Disebutkan oleh Mentan SYL, sektor pertanian menjadi alternatif paling menjanjikan bagi para wirausahawan muda. Baik melalui perannya sebagai produsen, distributor, pemasar, maupun penjual. Ia yakin wirausahawan muda dapat memenangkan kompetisi, dengan imbuhan teknologi dan model bisnis yang inovatif.
"Pada era Industri 4.0 saat ini, kegiatan pertanian tidak lagi mengandalkan tenaga kerja manual tetapi menggabungkan mekanisasi dengan teknologi digital yang dapat mengondisikan usaha budi daya pertanian menjadi lebih presisi," jelas SYL.
Di sisi lain, ancaman krisis pangan memaksa milenial mengemban tugas penting dalam menjaga ketahanan pangan, sekaligus menjadi Pelopor Pembangunan Pertanian Perdesaan melalui penciptaan lapangan kerja perdesaan.
"Pertanian di seluruh dunia menghadapi permasalahan yang sama, yaitu semakin kurangnya petani muda yang mau turun di sektor pertanian. Tetapi sekarang dengan kemudahan teknologi dan daya kreativitas yang tinggi dari generasi milenial, peluang menjadi wirausaha sektor pertanian terbuka lebar," tutur Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.
Hal ini yang dilakukan Fani dan Fatich dalam menjalankan bisnisnya. Mereka menyebutkan bisnisnya dijalankan dengan pendekatan digital. Terlebih saat pandemi Covid-19, mereka berjibaku dengan pesanan online dan delivery order.
Tak gentar oleh pandemi dan rintangan lainnya, Fani dan Fatich justru rajin berinovasi agar target bisnisnya dapat dicapai. Secara rutin, Fani melakukan riset bisnis sebelum menentukan inovasi dan segmentasi pasar bagi produknya.
“Sebelum menerapkan inovasi pada produk, terlebih dulu saya akan melakukan riset terhadap preferensi pasar. Kita cari dulu, apa yang diinginkan konsumen. Jangan sampai kita membuat produk yang tidak dibutuhkan pasar.” Jelas Fani.
Mereka terus melatih kepekaan terhadap preferensi pasar. Pasalnya, mereka menyadari pergerakan bisnis mewajibkan adanya inovasi berkelanjutan.
“Kami juga mengunjungi café, tempat – tempat kuliner untuk mengetahui competitor kami. Dari sana kami bisa melihat peluang dan menciptakan produk – produk baru berdasarkan keinginan pasar.” Tutur Fatich.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: humas polbangtan yoma