4 Makam Ulama Besar di Magelang yang Dijadikan Wisata Religi, Siapa Saja?

4 Makam Ulama Besar di Magelang yang Dijadikan Wisata Religi, Siapa Saja?

ULAMA. Salah satu tokoh ulama besar yang berpengaruh di Magelang yaitu Kyai Dalhar Watucongol. foto : ikazahara/magelangekpres--

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Wilayah Magelang tak hanya kaya akan objek wisata, kuliner dan keheterogenan masyarakatnya. Magelang juga menyimpan segudang sejarah religi yang sangat kental. 

Para kekasih Allah ini mengemban amanah untuk menyebarluaskan agama Islam di tanah Magelang. Mereka adalah ulama besar yang masyhur di Pulau Jawa. 

Hingga saat ini makamnya dijadikan tempat wisata religi atau berziarah dan sebagai perantara untuk bermunajat. Mereka meninggalkan petilasan berupa pondok pesantren yang hingga saat ini menjadi tempat menuntut ilmu agama. 

1. Syekh Subakir

Beliau adalah salah seorang ulama besar walisongo periode pertama yang diutus khalifah dari Kesultanan Turki Usmani, yaitu Sultan Muhammad I yang saat itu mendapat ilham dari mimpinya  untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. 

Sebelumnya telah datang ke Pulau Jawa beberapa ulama utusannya, namun mereka gagal menaklukkan tanah Jawa yang pada saat itu masyarakat Jawa memegang teguh kepercayaannya. Tak hanya itu, wilayah Jawa masih berupa hutan belantara angker yang dipenuhi makhluk ghaib dan jin jahat. 

Diutuslah Syekh Subakir ulama asal Persia yang ahli dalam ruqyah, ekologi, meteorologi dan geofisika. Ia membawa batu hitam dari Arab yang dipasang di tengah tanah jawa tepatnya di puncak Gunung Tidar yang diakui sebagai pakuning tanah Jawa. 

Syekh Subakir juga menggunakan pusaka berupa Tombak Kyai Sepanjang yang ditancapkan di puncak Tidar juga. Saat ini tombak masih dijaga oleh masyarakat dan ditempatkan di puncak tidar dengan nama Petilasan Makam Tombak Kyai Sepanjang. 

Belum diketahui pasti kapan Syekh Subakir wafat, namun makamnya berada di Gunung Tidar, Magelang yang saat ini dijadikan wisata religi dan untuk berdoa bagi yang mempercayainya. 

2. Kyai Raden Santri

Makam Kyai Raden Santri yang berada di Gunung Pring Muntilan itu tak pernah sepi peziarah setiap harinya. Berkat kekaromahannya, banyak masyarakat yang percaya berdoa kepada Allah melalui perantara ini dapat terkabul hajatnya. 

Ia bernama asli Pangeran Singasari, putra Ki Ageng Pemanahan pendiri kerajaan Mataram Islam. Karena dikenal alim dan nyantri ke sejumlah ulama sepuh maka ia kerap dipanggil Raden Santri. 

Dalam riwayat hidup Mbah Raden Santri, beliau menyiarkan agama Islam di wilayah Kedu dan sekitarnya. Adapun karomahnya yaitu dapat menghentikan aliran lahar Gunung Merapi di Sungai Lamat saat ia hendak menyebrang sepulangnya dari berkholwat. 

Akibatnya batu-batu besar kelihatan menonjol (mencongol) di tengah sungai yang kemudian tempat tersebut dinamakan Watucongol. Selain itu Mbah Santri pernah memindahkan alir Kali Lamat menggunakan tongkatnya (teken) untuk mempermudah jamaah untuk bersuci. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres