Miliki 248 Juta Peserta, BPJS Kesehatan Optimis Bisa Wujudkan UHC

Miliki 248 Juta Peserta, BPJS Kesehatan Optimis Bisa Wujudkan UHC

DISKUSI PUBLIK. Tangkapan layar acara diskusi publik 10 Tahun Program JKN melalui zoom meeting yang diadakan BPJS KC Kebumen, yang membawahi wilayah Purworejo, Kebumen, Wonosobo, di kantor BPJS setempat, kemarin.(Foto: Eko Sutopo)--magelang ekspres

PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan saat ini memiliki jumlah peserta mencapai 248 juta orang lebih, atau 90,3 persen hanya dalam kurun waktu 10 tahun.

Oleh karena itu, BPJS Kesehatan berkomitmen untuk dapat segera mencapai universal health coverage (UHC) atau mencakup keseluruhan masyarakat Indonesia.

Hal tersebut dikemukakan oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, dalam acara Diskusi Publik Outlook, 10 Tahun Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), Senin 30 januari 2023.

BACA JUGA:Diduga Setubuhi Perempuan Berkebutuhan Khusus, Seorang Kakek di Purworejo Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara

Acara yang digelar di Jakarta tersebut diikuti melalui zoom meeting oleh BPJS KC Kebumen yang membawahi wilayah Purworejo, Kebumen, dan Wonosobo, di kantor BPJS setempat.

Ghufron Mukti menyatakan bahwa kepesertaan BPJS Kesehatan saat ini sudah mencapai 248 juta orang lebih, atau 90,3 persen dari keseluruhan masyarakat Indonesia. Angka tersebut meningkat sangat drastis pada 1 dekade terakhir ini.

Pada tahun 2024 mendatang BPJS ditarget untuk dapat mencapai 98 persen. Pihaknya juga akan terus meningkatakan kepesertaan hingga mencapai UHC.

Selain itu, saat ini juga sudah ada 27 ribu lebih fasilitas kesehatan (Faskes) yang bekerja sama dengan BPJS dan hanya tinggal sedikit faskes yang belum bekerja sama.

"Tentu tidak mudah, harus ada sinergi menuju universal coverage, paling cepat Korea 16 tahun kurang lebih, Jerman memerlukan 100 tahun unyuk mencapai universal coverage, Indonesia luar biasa, baru 10 tahun, mau mencapai universal coverage, ini sangat luar biasa dan tidak mudah," kata Ghufron.

Diungkapkan, meski pada awal didirikan selalu defisit, saat ini BPJS Kesehatan berhasil surplus dengan kepesertaan yang juga meningkat drastis.

Pendapatan iuran BPJS ini meningkat sekitar Rp100 triliun, tahun 2014 pendapatan Rp40,7 triliun, dan pada tahun 2022 pendapatan Rp144 triliun (unaudited).

"Upaya yang dilakukan tentu membuahkan hasil yang memuaskan, sekarang sudah positif, keuangan membaik. BPJS harus surplus tapi harus dikembalikan lagi (kemanfaatannya) ke peserta BPJS," ungkapnya.

Oleh karenanya, BPJS Kesehatan saat ini akan terus dijalankan dengan bertransformasi secara struktural dan kultural.

"Ke arah mutu pelayanan, arah BPJS sekarang ini meningkatkan mutu layanan kesehatan yang tidak ribet dan tidak diskriminatif," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres