Mengapa Etnis Tionghoa Jarang Mau Menikah dengan Orang Jawa? Ternyata Ini Alasannya

Mengapa Etnis Tionghoa Jarang Mau Menikah dengan Orang Jawa? Ternyata Ini Alasannya

Cut Meyriska sah menjadi istri dari pesinetron tampan berdarah Tionghoa, Roger Danuarta pada 17 Agustus 2019 lalu-TANGKAPAN LAYAR-ISTIMEWA

MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Menikah merupakan suatu yang menjadi idaman dan dambaan setiap orang. Menikah adalah peristiwa sakral menyangkut dua hati harus selalu kompak guna melanjutkan regenerasi.

Akan tetapi, banyak pandangan bahwa menikah dibatasi dalam koridor dan budaya tertentu. Tidak bisa entis yang satu menikah dengan etnis yang lainnya.

Orang zaman dulu menganggap pernikahan campuran atau amalgamasi adalah pamali, yang terkadang harus mendapat pertentangan dari keluarga besar.

Meski saat ini sudah memasuki abad modern, namun amalgamasi tidak sepenuhnya bisa berjalan seperti ombak yang besar.

BACA JUGA: Ramalan Zodiak Seminggu Kedepan, Bagaimana Nasib Para Zodiak ini?

Bagi segelintir masyarakat, menikah sesama suku adalah hal mutlak yang harus dilakukan untuk anak-anak mereka.

Termasuk salah satunya, pernikahan antara etnis Tionghoa dan Jawa. Menurut pendapat beberapa kalangan, pernikahan dua suku di Indonesia itu sangat jarang terjadi.

Dilansir dari id.quora.com menjawab pertanyaan Mengapa orang Tionghoa di Indonesia jarang menikah dengan pribumi? Sebagian besar jawabannya justru mematahkan pertanyaan tersebut.

BACA JUGA:Arti dan Makna Relief Candi Borobudur, Ternyata Ini Alasan Kenapa Banyak Relief

Faktor ini terjadi karena adanya etnosentrisme yang masih ada di dalam pandangan masyarakat Indonesia. Meskipun jumlahnya sudah sangat jarang terjadi.

"Apakah etnis Tionghoa mau menikah dengan pribumi? Jawabannya adalah mau dong. Buktinya istri saya, seorang etnis Tionghoa dengan saya seorang Jawa. Kita saling mencintai," kata Christoforus Yoga Haryanto dikutip dari id.quora.com.

BACA JUGA:Inilah Tipe-Tipe Kepribadian Wanita, Kira-kira Kamu yang Mana Ya?

Beberapa berpendapat bahwa meski pernikahan amalgamasi antar etnis Tionghoa dan Jawa jarang terjadi, tapi faktor terbesar masalah itu sebenarnya bukan karena perbedaan suku atau etnis. Melainkan agama yang diyakini.

"Pernikahan antarsuku lebih bisa diterima dibanding pernikahan antar agama," ujar salah satu warganet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: