Menuju Gerakan Tani Pro Organik, Kementan Genjot Penggunaan Pestisida Nabati

Menuju Gerakan Tani Pro Organik, Kementan Genjot Penggunaan Pestisida Nabati

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi saat jumpa pers Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh, Jumat, 21 Juli 2023.--

MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Di tengah krisis pangan dunia serta mahalnya pupuk dan pestisida kimia, Kementerian Pertanian (Kementan) terus masifkan penggunan pestisida nabati di kalangan petani.

Selain untuk menekan biaya produksi, penggunaan pestisida nabati juga dapat bermanfaat dalam mendukung gerakan pertanian ramah lingkungan.   

"Penggunaan pestisida yang berlebihan, termasuk intensifikasi yang berlebihan, itu menyebabkan tanah, air, udara, dan lingkungan kita hancur," ujar Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi pada kegiatan jumpa pers Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh, Jumat, 21 Juli 2023. 

Pada kesempatan tersebut, Dedi menambahkan, penggunaan pupuk maupun pestisida kimia yang berlebihan juga dapat menjadikan dampak boomerang ekologis bagi petani. 

"Stop kelola lahan pertanian secara ugal-ugalan. Kita harus lebih bijak dalam mengelola tanah, air, tanah, lingkungan, dan bumi kita. Sudah banyak inovasi teknologi yang betul-betul ramah lingkungan," tambahnya.  

Lebih lanjut, Dedi menyebut, pemupukan pada lahan pertanian harus menggunakan konsep pemupukan berimpact dengan memanfaatkan pupuk maupun pestisida nabati yang dapat diproduksi secara mandiri ditengah harga pupuk dan pestisida kimia yang melambung tinggi. 

"Di lahan sawah intensif, kalium sudah berlimpah di dalam tanah, jadi cukup di pupuk tidak perlu pupuk kimia asal jerami dikembalikan ke dalam tanah. Kita juga bisa manfaatkan tanaman disekitar kita sebagai pestisida nabati, seperti daun pepaya, buah maja, daun tembakau, serai, jahe, kunyit. Itu semua berpotensi menjadi pestisida nabati," tegasnya.

Untuk mendukung gerakan tersebut, Dedi berharap akan adanya gerakan bersama, baik Kementan maupun stakeholder terkait, sehingga dapat terwujud gerakan tani por organik yang bijak dan ramah lingkungan. 

"Walaupun penggunaan pestisida dan pupuk nabati memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan bahan kimia, tapi itu yang dinamakan gerakan tani pro organik. Pertanian yang bijak dan ramah terhadap lingkungan. Kita dorong petani memproduksi pestisida nabati sendiri, sehingga pestisida kimia bisa kita tekan atau kurangi minimal 50 persen," tutupnya. (mg3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kementerian pertanian