KPU Gelar Simulasi Pemilihan untuk Difabel di SLB Negeri Magelang

KPU Gelar Simulasi Pemilihan untuk Difabel di SLB Negeri Magelang

FOTO BERSAMA. Siswa difabel SLB Negeri Magelang berpose dengan Sura dan Sulu Maskot Pemilu 2024, Kamis(10/8) di SLB Negeri Magelang-Istimewa-MAGELANG EKSPRES

MAGELANG, MAGELANG EKSPRES.DISWAY.ID - KPU Kota Magelang mengadakan Sosialisasi Pemilu Ramah Disabilitas dalam rangkaian semarak Kirab Pemilu, Kamis, 10 Agustus 2023 di SLB Negeri Magelang.

Sosialisasi tersebut diisi berbagai kegiatan seperti cek DPT, lomba mewarnai pelajar dan simulasi pencoblosan bagi kaum difabel.

Basmar Perianto Amron, Ketua KPU Kota Magelang menjelaskan, KPU mewajibkan seluruh TPS untuk melayani kaum difabel untuk menggunakan hak pilihnya.

BACA JUGA:Rangkaian Pothil Terpanjang oleh Maba Faperta Untidar Magelang Pecahkan Rekor Muri

KPU Kota Magelang mencatat ada 714 difabel yang sudah bisa menggunakan hak pilihnya.

Dari jumlah tersebut yang paling rentan dan harus mendapatkan pendampingan adalah yang mengalami cacat fisik.

Jumlah cacat fisik 341, kekurangan intelektual 22, mental 239, sensorik wicara 54, sensorik rungu 15 dan netra 43.

"Saat menggunakan hak pilihnya difabel bisa diwakili oleh KPPS atau oleh orang yang ditunjuk tapi harus ada pernyataan dari orang yang mewakili untuk tidak memberitahukan pilihannya tersebut, itu disaksikan oleh sejumlah saksi Bawaslu dan ada form khusus, untuk difabel yang diwakili juga diharuskan bisa hadir," terang Basmar.

BACA JUGA:Tanamkan Jiwa Nasionalis, SMK Mipha Temanggung Kibarkan Bendera Raksasa di Jembatan Sangkil

Seluruh TPS di Kota Magelang yang berjumlah 353 TPS harus bisa melayani kaum difabel. Setiap TPS juga masing-masing ada lembar brille yang dapat digunakan bagi tunanetra. "Untuk sosialisasi bagi kaum difabel terus kami lakukan yaitu dengan bekerjasama dengan komunitas difabel supaya mereka semangat memilih dan tidak golput," imbuhnya.

Kepala Sekolah SLB Negeri Magelang, Siti Asnah mengatakan sosialisasi dan simulasi diberikan oleh KPU kepada sekolah baru kali ini dilakukan. Biasanya penjelasan soal pemilihan dilakukan oleh guru di sekolah dan siswa saat mencoblos mereka akan mendapatkan pendampingan dari keluarganya masing-masing.

"Siswa kami yang sudah memiliki hak pilih berjumlah 58 siswa dari SMA dan SMP yang usianya sudah mencapai 17 tahun," katanya.

Pihaknya menyambut baik adanya sosialisasi karena dapat memberikan pendidikan pemilu bagi anak-anak difabel.

"Adanya simulasi sangat penting karena siswa bisa langsung praktek. Simulasi ini sangat terbantu, sehingga anak-anak tidak bingung nantinya saat menggunakan hak pilihnya," tandasnya. (hen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres