Rembuk Stunting, Dorong Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Magelang

Rembuk Stunting, Dorong Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Magelang

PENANDATANGANAN. Jajaran Forkompimda Kabupaten Magelang saat melakukan penandatanganan kesepakatan kegiatan penurunan Stunting di Kabupaten Magelang.-Foto: humas pemkab magelang-MAGELANG EKSPRES

MUNGKID, MAGELANG EKSPRES – Angka stunting di Kabupaten Magelang selama empat tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Berdasarkan data aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), capaian penurunan dari angka 17,03 persen pada tahun 2019, menjadi 13,11 persen pada tahun 2022.

Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang Adi Waryanto, mewakili mengatakan, capaian penurunan tersebut tentunya tidak lepas dari kontribusi dan dukungan dari semua pihak, baik dari pemerintah, lembaga non pemerintah serta masyarakat.

Mereka telah melakukan komitmen dan aksi nyata dalam penurunan stunting terintegrasi di Kabupaten Magelang.

Menurutnya, penyelesaian penurunan stunting memerlukan waktu yang tidak singkat, oleh sebab itu, perlu dilakukan komitmen bersama agar penanganan dilakukan terus menerus dan berkesinambungan.

"Selaras dengan hal itu, Rembuk Stunting merupakan langkah penting yang harus dilakukan Pemerintah Kabupaten Magelang secara bersama-sama antara OPD penanggungjawab pelayanan dengan desa dan lembaga non pemerintahan, untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting," kata Adi, mewakili Bupati Magelang Zaenal Arifin, saat membuka acara Rembuk Stunting Kabupaten Magelang Tahun 2023, bersama jajaran Forkompimda dan seluruh OPD terkait, di Ruang Command Center Pusaka Gemilang, Rabu, 30 Agustus 2023.

Selain itu, melalui kegiatan rembuk stunting ini juga diharapkan bisa menghasilkan inovasi program dan kesamaan pandangan atau persepsi, sehingga program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh perangkat daerah, termasuk desa dapat dilakukan secara terintegrasi dan bersinergi serta tepat sasaran.

"Kami berharap hasil kegiatan Rembuk Stunting ini bisa menjadi dasar gerakan penurunan Stunting di Kabupaten Magelang melalui integrasi program/kegiatan yang dilakukan antar OPD penanggung jawab layanan dan partisipasi masyarakat," harap Adi.

Selanjutnya akan dilakukan sosialisasi dan diseminasi komitmen hasil Rembuk Stunting untuk menegaskan kembali komitmen dan mendorong seluruh pihak untuk berkontribusi secara aktif dalam upaya pencegahan dan penurunan Stunting terintegrasi.

Sementara, Kepala Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang, M Taufiq Hidayat Yahya mengatakan, percepatan penurunan stunting ini menjadi konsen nasional dan ditindaklanjuti di tingkat Kabupaten Magelang dengan beberapa keputusan Bupati Magelang.

Ia menyampaikan, yang menjadi titik berat adalah, bahwa dalam rangka pencapaian target nasional preferensi Stunting ditetapkan target yang harus tercapai adalah 14 persen (angka Stunting) di tahun 2024. Kemudian percepatan angka Stunting harus dilaksanakan secara holistik integratif dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi antara Kementerian, lembaga, Pemerintah daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan pemangku kepentingan.

"Jadi harus kita semua terlibat dan bertanggung jawab untuk mencapai target nasional yaitu 14 persen (angka Stunting) di tahun 2024," kata, M Taufiq.

Selanjutnya, M Taufiq juga menyampaikan capaian indikator kesehatan Kabupaten Magelang diantaranya, jumlah angka kematian ibu pada tahun 2022 sebanyak 15 kasus, kemudian angka kematian bayi per 1000 kelahiran di tahun 2020 pada angka 4,4 persen dan di tahun 2022 menjadi 6,49 persen. Angka kematian balita di angka 7,85 per 1000 kelahiran hidup.

"Maka ini menjadi PR kita semua," ujar, M Taufik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres