Menguntungkan, Petani Milenial Semarang Budidayakan Ayam KUB

Menguntungkan, Petani Milenial Semarang Budidayakan Ayam KUB

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi saat melawat ke petani milenial Kabupaten, Jawa Tengah, Kamis (28/9).--

SEMARANG, MAGELANG EKSPRES - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian melawat ke petani milenial Kabupaten Semarang (28/9). Dalam kunjungan kerjanya, Dedi Nursyamsi mengapresiasi usaha ayam KUB yang digeluti oleh Muhammad Riski Kurniawan.

Pasalnya, jebolan Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang tahun 2018 ini berhasil meraup keuntungan dari usaha ayam KUB nya.

Ayam Kampung Unggul Balitangtan (KUB) merupakan ayam lokal Indonesia dengan citarasa daging yang khas.

Di beberapa kesempatan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak pelaku usaha ternak unggas untuk mengembangkan ayam KUB.

Ia menegaskan ayam KUB mempunyai banyak keunggulan.

Produktivitasnya lebih tinggi dari ayam kampung biasa. Produksi telurnya bisa mencapai 160-180 butir/tahun. Serta memiliki bobot potong sekitar 800 – 900 gram dalam kurun waktu 10 minggu.
“Harus dilihat bahwa ayam KUB itu ayam kampung Indonesia yang genetik dan varietasnya asli Indonesia. Tidak kalah bagus dari negara lain. Masyarakat Indonesia bahkan dunia tertarik dengan komoditas ini.” tutur Mentan Syahrul.

Ia mendorong peternak untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia agar tidak bergantung pada daging sapi atau ayam broiler.

Menurut Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian peluang peningkatan pendapatan melalui ternak ayam KUB ini sangat tinggi. Sehingga hal ini akan berdampak signifikan pada peningkatan kesejahteraan peternak.

“Setidaknya ada 4 aspek penting yang harus dikuasai oleh peternak ayam KUB. Yakni bibit, pakan, pengendalian penyakit, dan pemasaran.” papar Dedi.

Yang pertama, menurutnya peternak harus punya indukan yang bagus. Kemampuan seleksi telur yang fertil sangat penting.

Ia pun mengapresiasi Riski sebagai pemilik Bangkir Farm yang telah mandiri bibit. Ia menekankan masalah bibit jangan sampai tergantung pada orang lain.

"Pakan juga jangan tergantung orang lain. Peternak harus menguasai pasokan. Ketersediaan bahan pakan menjadi wajib dikuasai", tegas Dedi.

Ia menambahkan, jika kesulitan mendapatkan bahan, peternak harus mengupayakan di sektor hulu.
"Tanam jagung. Bagaimana agar bisa panen per bulan. Atau kerjasama dengan petani jagung!" Jelas Dedi.

Ia memastikan peternak harus mampu mengendalikan bahan baku pakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kementerian pertanian