Kisah Hilangnya Dusun Legetang di Dieng Tahun 1955 Mirip di Zaman Nabi Hud
Kisah Hilangnya Dusun Legetang di Dieng Tahun 1955 Mirip di Zaman Nabi Hud --
MAGELANG EKSPRES-Berbagai bencana terus terjadi di negeri ini hingga saat ini. Gempa bumi, banjir, tanah longsor, gunung meletus dan berbagai bencana lainnya dari yang berskala kecil maupun besar, dari yang memakan korban sedikit hingga yang banyak.
Berbagai bencana itu sangat lekat dengan kehidupan kita. Banyak yang menyadari bahwa bencana itu terjadi karena ulah manusia. Namun sayang tidak semua orang sadar, mau bertaubat dan meninggalkan semua perbuatan yang mengakibatkan azab Allah Ta’ala.
Hampir setiap hari ditemukan kemaksiatan. Tak bisa dimungkiri negeri ini dipenuhi berbagai kemaksiatan. Judi, minuman keras, zina dan banyak lagi kemaksiatan ada di sekitar kita.
Di mana-mana ditemukan kemaksiatan, yang besar maupun yang kecil. Namun sayang tidak semua orang sadar, mau bertaubat dan meninggalkan semua perbuatan yang mengakibatkan azab Allah Ta’ala.
Ini mengingatkan kita terhadap bencana yang terjadi di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, 68 tahun silam.
Bencana yang sangat dahsyat ini terjadi di Dusun Legetang, Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Dusun yang dihuni oleh 450 jiwa itu rata dengan tanah. Dusun yang berada di dataran tinggi Dieng itu dikenal subur dan penduduknya makmur dari hasil sayur-sayuran lenyap dalam sekejab.
Kisah nyata ini terjadi pada 17 April 1955. Seluruh bangunan luluh lantak tertimbun longsoran Gunung Pengamun-amun.
Tak ada satu pun penduduknya selamat. Semuanya rata dengan tanah.
Peristiwa tragis 68 tahun silam itu masih direkam dalam ingatan warga sekitar, terutama warga Desa Pekasiran yang letaknya berdekatan. Hanya saja, saat ini sebagian besar warga itu sudah meninggal dunia. Tinggal, anak dan cucu mereka yang melanjutkan sebagai penutur kisah 'hilangnya' Dusun Legetang.
Hilangnya Dusun Legetang ini bisa jadi karena kemurkaan Allah Ta'ala terhadap warga Legetang yang setiap hari melakukan berbagai kemaksiatan.
Letak Dusun Legetang hanya 3 kilometer dari Kawah Sileri yang berada dataran tinggi Dieng. Dusun ini terkenal sangat subur tanahnya, sehingga penghasilan penduduknya sangat luar biasa dari sayur-sayuran. Rata-rata orang kaya.
Setiap tahun panen dan hasilnya selalu bagus. Kalau di tempat lain panenya tidak bagus di dusun itu panennya bagus. Kalau di tempat lain panenya sedikit di dusun itu panenya selalu banyak. Kalau di tempat lain kualitasnya jelek di dusun itu kualitasnya bagus.
Akan tetapi berbagai kucuran nikmat dari Allah Ta’ala ternyata tak membuat mereka bersyukur pada Allah. Semakin banyak dikasih nikmat tetapi justru semakin tenggelam dalam maksiat pada Allah.
Ketika mendapat kenikmatan dari Allah Ta’ala, penduduk Legetang justru semakin tenggelam dalam maksiat pada Allah. Judi, perzinaan, bahkan berzina pada ibunya sendiri. Setiap malam mereka selalu nanggap lengger. Semua penarinya adalah perempuan hingga akhirnya terjadi perzinaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: