Cegah Faktor Risiko Pada Anak, Dinkes Wonosobo Beri Pesan Pada Calon Pengantin

Cegah Faktor Risiko Pada Anak, Dinkes Wonosobo Beri Pesan Pada Calon Pengantin

DINKES. Kepala Dinkes Wonosobo, Dr Jaelan saat diwawancara.-Mohammad Mukarom-Magelang Ekspres

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonosobo memberikan pesan kepada seluruh calon pengantin, agar melakukan berbagai upaya deteksi kesehatan sejak dini. Tujuannya, untuk mencegah timbulnya faktor risiko pada anak lahir.

Kepala Dinkes Wonosobo, Dr Jaelan mengatakan, dengan melakukan deteksi dini, beberapa di antaranya supaya anak dilahirkan dalam kondisi sehat, kemudian gizi terpenuhi, dan yang terpenting tidak tertular penyakit genetik dari orang tuanya.

"Deteksi dini itu perlu bagi calon pengantin. Apalagi ini momentum usai lebaran ya, biasanya pernikahan ada di mana-mana," katanya, Rabu (24/4).

Hal paling pertama yang harus dilakukan oleh calon pasangan suami istri (pasutri) adalah konseling pranikah. Manfaat dari konseling menurut Jaelan, agar pasutri dapat mengenali persoalan di antara keduanya, utamanya soal kesehatan.

BACA JUGA:Usai Tutup 3 Bulan, Jalur Pendakian Gunung Prau Kembali Ramai

"Misalkan pria punya genetik tekanan darah tinggi, dan yang perempuan juga, maka anaknya akan berisiko ada genetik tekanan darah tinggi," ucapnya.

Disampaikan juga, jika terdapat salah satu di antara pasutri memiliki riwayat penyakit menular ekstrem seperti HIV, semuanya bisa dicegah penularannya melalui upaya konseling pranikah, serta saling terbuka satu dengan yang lainnya.

"Atau misalnya ada penyakit menular ektrem, katakanlah HIV. Kalau ada salah satu di antaranya ada virus, ini harus disampaikan secara terbuka dengan keduanya. Tidak apa-apa menikah, tapi dibicarakan, kalau sudah siap maka nantinya mengambil langkah agar pasangannya tidak tertular. Itu bisa dicegah kok," jelas Jaelan.

Selain itu, dirinya juga menyarankan kepada calon pasutri untuk menikah di usia yang secara umum sudah masuk kategori matang. Demikian disampaikan agar anak yang dilahirkan tak berisiko terkena stunting.

Kata Jaelan, prevalensi stunting di Wonosobo sudah sempat turun 0,5 persen. Dari yang sebelumnya angka stunting di persentase 15,7 persen, kini menjadi 15,2 persen. Sehingga menurutnya penting untuk mempersiapkan pasutri menjadi seorang ayah dan ibu.

BACA JUGA:Jangan Lewatkan Keseruan 3 Event di Artos Mall Magelang Pekan Ini, Ada Balapan Tamiya

"Maka dari itu kita menekankan kesiapan pengantin menjadi ayah dan ibu, usianya juga pas, nanti anaknya sehat serta mendapatkan perawatan yang cukup. Sehingga resiko-resiko bisa ditanggulangi sejak awal, tidak ada masalah gizi ataupun masalah lain yang timbul," jelasnya.

Lebih lanjut, Jaelan pun turut menyinggung soal imunisasi dan vaksinasi terhadap anak dan orang tua.

Diungkapkan, saat ini sudah ada 14 jenis vaksin yang bisa diterima masyarakat secara gratis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres