Tradisi Guyang Jaran di Purworejo Ajak Masyarakat Rawat Kearifan lokal
GUYANG JARAN. Tradisi Guyang Jaran Desa Karangrejo Kecamatan Loano menarik perhatian masyarakat ini di sungai setempat.-Eko Sutopo-Magelang Ekspres
PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES - Tradisi Merti Desa berupa Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Pureorejo masih terawat.
Keberadaannya diharapkan mampu menjadi pengingat sekaligus mengajak masyarakat untuk menjaga kearifan lokal yang kini kian jarang dijumpai.
Guyang Jaran tahun ini berlangsung meriah dan menarik perhatian masyarakat di sungai setempat pada Sabtu (20/7) kemarin. Pada malam harinya, Bupati Purworejo Yuli hastuti menyempatkan hadir dan menyapa anak-anak di Desa Karangrejo yang sedang menyaksikan seni kuda lumping “Turonggo Seto”.
BACA JUGA:Ribuan Warga Berebut 15 Gunungan Hasil Bumi di Alun-alun Wonosobo
Bupati mengajak masyarakat untuk terus menjaga tradisi lokal guyang jaran, yang menjadi aset budaya bangsa, dan salah satu bentuk dari rasa syukur masyarakat Desa Karangrejo. Menurut Bupati tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan kebudayaan desa ini.
“Mari kita tingkatkan kecintaan kita terhadap seni dan budaya lokal, agar bisa diwariskan kepada generasi mendatang,” ajaknya.
Kepala Desa Karangrejo, Patnani, melaporkan kegiatan tersebut merupakan tradisi tahunan yang diselenggarakan pada bulan Muharram penanggalan tahun Hijriyah.
Tujuannya untuk membersihkan desa dan hati masyarakat supaya terhindar dari marabahaya, mendapatkan keselamatan dan keberkahan Allah SWT.
BACA JUGA:Puncak HUT ke-199 Wonosobo, Ada Boneka Lengger Raksasa Diarak
“Ibu Bupati dan rombongan terima kasih atas hadirnya dan kami melaporkan, malam ini merupakan rangkaian dari kegiatan merti desa. Dimulai dari ziarah makam leluhur, tradisi guyang jaran, genduri agung dan malam ini pentas kesenian asli dari Desa Karangrejo, kuda lumping Turonggo Seto,” kata Patnani. (top)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres