Relawan di Wonosobo Harus Siap Hadapi Dampak El Nino
NASIONAL. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Marsekal Madya Kusworo saat kunjungi Pos Basarnas Wonosobo.-Agus Supriyadi-Magelang Ekspres
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Masyarakat harus bersiap untuk menghadapi perubahan iklim El Nino. Dampak yang mungkin akan terjadi adalah kekeringan serta kebakaran, termasuk lahan dan hutan.
"El Nino harus diwaspadai Wonosobo cukup berpotensi terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau, maka ditutut kesiapan semua pihak," ungkap Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Marsekal Madya Kusworo saat kunjungi Pos Basarnas Wonosobo, Selasa (30/7).
Menurutnya berkaitan dengan potensi El Nino atau fenomena iklim yang menyebabkan kemarau panjang, Basarnas telah mempersiapkan berbagai hal.salah satunya memantau kesiapan alat dan SAR.
BACA JUGA:Desa Rawan Stunting di Wonosobo Terima Paket Makanan Ikan Olahan
"Kita cek kesiapan operasi SAR. Saya melihat ini sudah mau masukkemarau. Di sini juga relatif spesifik, di lokal punya Gunung Sindoro dan Sumbing," ucapnya.
Dimulai dari kesiapan personel. Kedatangannya hari ini di Wonosobo bertemu dengan sukarelawan terlatih yang tergabung dalam potensi SAR dari wilayah Wonosobo, Temanggung, dan Banjarnegara.
Ia mengatakan, potensi SAR yang bergabung akan melakukan operasi membantu Basarnas dalam mencari, menolong, mengevakuasi untuk menyelamatkan korban terjadinya bencana.
"Memperkuat sinergitas Basarnas dalam kesiapan kita. Tidak kalah penting kesiapan profesionalitas baik itu orangnya tapi juga peralatan," tandasnya.
Selain itu, ia mengatakan kegiatan bimbingan teknis, kursus, ataupun pelatihan juga perlu dilakukan untuk menunjang peningkatan kapasitas personel Basarnas.
BACA JUGA:Tidak Terserap Pasar Kerja, TPT Wonosobo Capai 4,95 Persen
Hal yang tidak kalah penting ialah peralatan yang digunakan untuk menunjang kerja personel. Penggunaan teknologi dalam kerja Basarnas sangatlah diperlukan untuk mempermudah upaya pertolongan.
Salah satunya teknologi drone thermal yang bisa digunakan untuk mengobservasi awal di lokasi terjadinya bencana. Menurutnya hal ini cukup efektif di tempat-tempat awam dan relatif rawan.
Sementara itu, Sekda Wonosobo, One Andang Wardoyo mengatakan bahwa Wonosobo merupakan kabupaten pegunungan dengan tingkat kerawanan bencana nomor 5 di Jateng. Terkait hal itu mitigasi bencana dan penguatan kelembagaan menjadi prioritas utama.
"Perubahan cuaca atau iklim memungkin terjadinya bencana di Wonosobo, maka upayaemhamai potensi dan antisipasi harus dilakukan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres