Angka Kemiskinan Kebumen Tak Pernah Turun, Bupati : Data yang Salah

Angka Kemiskinan Kebumen Tak Pernah Turun, Bupati : Data yang Salah

Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menepis klaim angka kemiskinan Kebumen yang tidak mengalami penurunan selama kepemimpinannya-IST-MAGELANG EKSPRES

Sementara itu, data terbaru untuk tahun 2024 menunjukkan bahwa angka kemiskinan turun menjadi 187.950 jiwa (15,71%).

Hal ini menunjukkan adanya penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan data pada tahun 2020.

“Kita tahu pada 2020 jumlah warga miskin masih di angka 211.090 jiwa. Tapi di tahun 2024 Alhamdulillah sudah turun di angka 187.950 jiwa yang berarti angka kamiskinan turun sebanyak 23,140 jiwa," sebutnya.

BACA JUGA:Puluhan Desa di Kebumen Bakal Terdampak Tol Jogja-Cilacap, Segini Ganti Untungnya

Arif menyatakan bahwa pada tahun 2024, penurunan angka kemiskinan di Kebumen mencapai 0,63%, menjadikannya sebagai yang terbaik ketiga di Jawa Tengah, jauh lebih baik dibandingkan dengan rata-rata penurunan kemiskinan di provinsi dan nasional.

"Alhamdulillah, BPS telah mengonfirmasi bahwa angka penurunan kami adalah yang terbaik ketiga di Jawa Tengah. Kami akan terus berupaya agar kemiskinan di Kebumen semakin menurun," jelas Bupati.

Ia menambahkan bahwa penurunan angka kemiskinan tidak hanya berfokus pada aspek kemiskinan itu sendiri, tetapi juga melibatkan berbagai faktor lain.

BACA JUGA:Bakal Calon Bupati Kebumen Lilis-Zaeni Resmi Kantongi Rekomendasi AHY

Salah satunya adalah jaminan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat.

Pada awal masa jabatannya, jaminan kesehatan yang diberikan baru mencapai 88%, dan kini telah meningkat menjadi 99,8%.

"Selanjutnya, angka stunting pada awal kami menjabat berada di angka 15,72, hampir 16%, dan saat ini alhamdulillah telah turun menjadi 9,93%. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga menunjukkan perbaikan," tuturnya.

BACA JUGA:Pilkada Purworejo Hanya Diikuti Dua Calon, Yophi-Lukman Tantang Petahana Yuli-Dion

Arif menjelaskan bahwa kemiskinan di Kebumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah ketidakmerataan anggaran yang hanya dinikmati oleh segelintir orang.

Menurut dia, seharusnya anggaran tersebut digunakan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat secara keseluruhan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: