Progres Penurunan Angka Kemiskinan di Wonosobo Masih Lambat

Progres Penurunan Angka Kemiskinan di Wonosobo Masih Lambat

KOORDINASI. Rapat koordinasi penanggulangan kemiskinan sebagai tindak lanjut rapat koordinasi nasional di Bappeda Wonosobo.-Agus Supriyadi-Magelang Ekspres

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM - Angka kemiskinan di Kabupaten Wonosobo mengalami penurunan dari 15,58% di tahun 2023 menjadi 15,28%di tahun 2024. Adapun kemiskinan ekstrem menjadi 1,26%.

Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar mengatakan, upaya percepatan penurunan angka kemiskinan hingga target 0 persen perlu kolaborasi bersama berbagai pihak.

Salah satunya, dengan memfokuskan sasaran intervensi yang jelas di masing-masing desa.

BACA JUGA:Korpri di Wonosobo Diharap Terlibat Entaskan Kemiskinan dan Stunting

"Setelah ini ada pertemuan antara camat dengan desa untuk membedah peta desa. Kemudian OPD, BUMD/BUMN bisa mengambil peran masing-masing. Situasi ini harus dilakukan bersama-sama," ucapnya belum lama ini.

Menurutnya  tahun ini Kabupaten Wonosobo kembali mendapatkan dana insentif fiskal untuk penanganan kemiskinan senilai Rp6 miliar dan stunting Rp5 miliar.

Dana insentif ini akan dipergunakan semaksimal mungkin guna percepatan penurunan angka kemiskinan dan stunting.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo menambahkan, kolaborasi antara kabupaten dan desa perlu komunikasikan lagi.

BACA JUGA: Alhamdulillah Kemiskinan di Wonosobo Turun 0,59 Persen, Bupati: Kita Terus Berbenah

Termasuk, membuat guiding untuk lebih memfokuskan dana desa, sehingga, pengurangan angka kemiskinan di masing-masing desa akan lebih terarah.

"Tahun ini ada 47 desa yang juga menerima dana insentif karena kinerjanya bagus. Saya ingin mengarahkan untuk intervensi kemiskinan dengan berbasis data," ujarnya.

Sementara itu, dalam paparannya Kabid Pemerintahan dan Sosial Budaya, Bappeda Wonosobo, Harjanto menyampaikan, dalam rangka penggulangan kemiskinan di Kabupaten Wonosobo dan untuk mencapai target 0% kemiskinan ekstrem pada tahun 2024.

Perlunya percepatan dan ketepatan intervensi baik jenis program maupun target sasaran.

Menurutnya, berbagai program dalam rangka Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE) telah dijalankan. Mulai dari Mayo Sekolah, yang fokus pada pencegahan dan penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) melalui penyediaan beasiswa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres