Gus Miftah Disorot Lagi hingga Diminta Copot Gelar Gus, Berikut Aturan Penyematannya yang Jarang Diketahui!
Aturan penyematan gelar Gus-TANGKAPAN LAYAR-INSTAGRAM
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - Gus Miftah viral kembali hingga diminta copot gelar gus, sebenarnya apa itu sebutan "Gus"?.
Usai berdamai dengan penjual es teh viral, kini Gus Miftah kembali disorot dengan video masa lalunya yang diduga melakukan pelecehan terhadap Yati Pesek.
Sebuah video yang beredar melalui akun X @addtaufiq pada Kamis (5/12) memperlihatkan percakapan keduanya dalam pertunjukkan kesenian Wayang Kulit dalam kanal Youtube milik Miftah Maulana pada 5 Maret 2022.
BACA JUGA:Viral! Video Gus Miftah Umpat Pedagang Es Teh Asal Magelang, Netizen Siap Berangkatkan Umroh
Yati Pesek atau Suyati Sumaryo pada video tersebut mendapati perlakuan tidak pantas bernada seksis seperti kata pelacur, su** nya kadaluarsa hingga menunjukkan raut tidak nyaman sehingga membuatnya angkat suara.
"Saiki kok dadi suarane koyo ngono, oh untung Gus-gus. Sampeyan ki neng kene saiki ora ustad kok yo, ora kyai kok yo (Sekarang kok gaya pembicaraannya seperti itu, oh untungnya Gus. Kamu disini bukan ustad kok ya, bukan kyai juga)," ujar Yati.
Pernyataan tersebut mendapati banyak perhatian netizen hingga keluar tuntutan copot gelar Gus.
"Kalo panggilan Gus sebenernya gapapa, cuman kalo liat perilakunya ga baik langsung copot gelar gus nya. Banyak orang yg faham agama dan adab yg jauh lebih pantas namun mereka ga mau dipanggil dengan tambahan Gus," tulis akun X @okidokijajaja (5/12).
Ramainya tuntutan tersebut membuat tidak sedikit yang bertanya-tanya apa sebenarnya makna dari gelar Gus? Dan siapa saja yang berhak diberi sematan tersebut?.
BACA JUGA:TikToker Willie Salim Kunjungi Rumah Penjual Es Teh Viral: Bawaannya Sedih Gakuat Liatnya
Makna Gelar Gus dalam Budaya Jawa
Penyematan Gus cukup banyak digunakan oleh masyarakat Jawa khususnya di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Pemberian gelar tersebut tidak dilakukan sembarangan melainkan harus memiliki garis keturunan langsung dengan seorang tokoh agama islam dengan kadar keilmuan yang mumpuni.
Oleh sebabnya banyak dari anak ustad maupun kyai pendiri pondok pesantren diberikan gelar tersebut oleh masyarakat Jawa sebagai bentuk penghormatan bahkan saat anak tersebut baru saja lahir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: